Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Semester I/2018: Pendapatan MEDC Naik 42,36%, Laba Tertekan Beban Pajak

Emiten minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) membukukan pendapatan US$578,58 juta pada semester I/2018, meningkat 42,36% year-on-year(yoy) seiring memanasnya harga komoditas dan pemasukan dari sektor kelistrikan. 
Logo PT Medco Energi Internasional Tbk.
Logo PT Medco Energi Internasional Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) membukukan pendapatan US$578,58 juta pada semester I/2018, meningkat 42,36% year-on-year (yoy) seiring memanasnya harga komoditas dan pemasukan dari sektor kelistrikan. 

Pada semester I/2017, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar US$406,41 juta.

Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro menyampaikan perusahaan mampu memperkuat posisi fundamentalnya pada semester I/2018. Perseroan juga menambah kapasitas produksi dan kontribusi pajak bagi negara. 
 
“Dengan menyediakan energi yang kompetitif dan terjangkau, perusahaan akan melanjutkan rencana memberikan keuntungan bagi para pemangku kepentingan kami serta berinvestasi di masa depan,” paparnya dalam keterangan resmi, Jumat (3/8/2018).

Penjualan terbesar berasal dari produk minyak dan gas bumi dengan nilai US$461,66 juta, naik 15,01% dari semester I/2017 yang sebesar US$401,39 juta.

Selanjutnya, penjualan tenaga listrik dan jasa terkait senilai US$116,46 juta pada Januari-Juni 2018, dari sebelumnya tidak ada. 
 
CEO Medco Energi Internasional Roberto Lorato menuturkan peningkatan pendapatan didukung kenaikan kinerja operasional dan program efisiensi perusahaan. Biaya produksi hanya US$8,5 per Barrel Oil Equivalent (BOE), sesuai target perseroan yang menjaga biaya per unit di bawah US$10 per BOE.
 
Pada semester I/2018, produksi minyak dan gas turun menjadi 82,4 Milion Barrel Oil of Equivalent Per Day (MBOEPD) dari paruh pertama 2017 karena perusahaan menyesuaikan permintaan gas.

Namun, Medco tetap mempertahankan estimasi produksi 2018 sebesar 85 MBOEPD dengan kapasitas 100 MBOEPD.
 
“Volume produksi migas akan menyesuaikan dengan permintaan pelanggan. Penjualan gas di Aceh dimulai awal Agustus 2018, sehingga kapasitas produksi dapat naik menjadi 100 MBOEPD,” terangnya.
 
Pada kuartal IV/2017, perusahaan meningkatkan kepemilikan sahamnya di Medco Power Indonesia (MPI) menjadi 88,6% dari sebelumnya 49%. Alhasil, peningkatan pendapatan dari anak usaha mulai terasa pada 2018. 
 
MPI memiliki kapasitas listrik terpasang sebesar 2.795 MW, meningkat 30% dari akhir 2017 sebesar 2.150 MW. Peningkatan terjadi mulai Mei 2018 setelah perusahaan mengoperasikan unit III fase pertama Sarulla Geothermal sebesar 110 MW.
 
Sementara itu, afiliasi tambang perseroan yaitu PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) telah mengembangkan fase-7 Batu Hijau mencapai kapasitas penuh. AMNT juga sudah mendapatkan fasilitas pinjaman dari bank internasional.
 
“Saat ini, perusahaan dalam proses penunjukan kontraktor Front End Engineering Design (FEED) untuk pembangunan smelter,” papar Lorato. 
 
Walaupun kinerja operasional membaik, laba tahun berjalan dari operasi dilanjutkan pada semester I/2018 turun menjadi US$51,07 juta dari sebelumnya US$87,68 juta. Pasalnya, beban pajak penghasilan naik menjadi US$96,17 juta dibandingkan US$60,66 juta pada semester I/2017.
 
Laba bersih perseroan pun menjadi US$41,44 juta pada semester I/2018, terpangkas 48,63% dari sebelumnya US$80,67 juta.
 
Sementara itu, liabilitas Medco menyusut menjadi US$3,65 miliar dari posisi akhir 2017 yang sebesar US$3,76 miliar. Liabilitas jangka pendek juga merosot menjadi US$1,02 miliar dari sebelumnya US$1,29 miliar.
 
Ekuitas perusahaan mencapai US$1,45 miliar pada semester I/2018, naik dari akhir tahun lalu sebesar US$1,4 miliar.

Aset Medco pun terkoreksi menjadi US$5,1 miliar dibandingkan sebelumnya US$5,16 miliar.
 
Lorato menyebutkan EBITDA perseroan tumbuh 50% secara yoy menjadi US$300 juta per Juni 2018. Hal ini membuat rasio utang bersih terhadap EBITDA dapat dipertahankan pada level 3,5 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper