Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Tertekan Kekhawatiran Suplai Global

Kekhawatiran investor seputar bertambahnya suplai minyak global menekan harga minyak mentah semakin turun, menyusul kenaikan mengejutkan pada stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) serta peningkatan produksi dari negara OPEC dan Rusia.
Harga minyak turun/nicholloils.com
Harga minyak turun/nicholloils.com

Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran investor seputar bertambahnya suplai minyak global menekan harga minyak mentah semakin turun, menyusul kenaikan mengejutkan pada stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) serta peningkatan produksi dari negara OPEC dan Rusia.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September melemah US$1,10 dan berakhir di US$67,66 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Rabu (1/8/2018). Total volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 23% di bawah rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Oktober ditutup melemah US$1,82 di level US$72,39 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$5,89 terhadap WTI Oktober.

Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan jumlah persediaan minyak mentah AS naik 3,8 juta barel pekan lalu. Sementara itu, Arab Saudi dilaporkan memompa volume minyaknya mendekati rekor pada bulan Juli dan Rusia meningkatkan produksi minyak mentahnya.

Produksi minyak Rusia naik ke level yang belum pernah terlihat sejak negara ini bergabung dengan OPEC dalam kesepakatan pemangkasan output dua tahun lalu.

Pada saat yang sama, pemerintah AS diberitakan sedang mempertimbangkan untuk menaikkan tarif impor dari China. Hal ini berpotensi melemahkan pertumbuhan permintaan.

“Ini seperti berita buruk selain segala hal tentang sisi penawaran,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas global TD Securities, dikutip Bloomberg. “Ada masalah dan kekhawatiran tentang sisi permintaan juga. Masih ada kekhawatiran bahwa kita mungkin melihat sanksi yang melebar terhadap China.”

Produksi minyak Arab Saudi tumbuh sebesar 230.000 barel per hari pada bulan Juli menjadi 10,65 juta barel per hari, hanya sedikit di bawah puncaknya yang dicapai pada tahun 2016, menurut survei Bloomberg terhadap sejumlah analis, perusahaan minyak, dan data pelacakan kapal.

Sementara itu, Rusia meningkatkan produksinya bulan lalu menjadi tepat di bawah rekor pascaera Soviet pada Oktober 2016, menurut Menteri Energi Alexander Novak mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam. Itu setara dengan sekitar 11,21 juta barel per hari.

“Ketegangan perdagangan terus membebani pasar yang lebih luas dan tentu saja komoditas," kata Matt Sallee, yang di Tortoise Capital Advisors LLC. “Tidak ada keraguan bahwa itu akan menjadi hal negatif bagi ekonomi dan permintaan komoditas.”

EIA juga melaporkan ekspor minyak mentah AS mencatat penurunan terbesarnya pekan lalu, sedangkan produksi minyak mentah AS turun untuk pertama kalinya sejak Februari. Adapun minyak mentah yang disimpan di pusat pipa Cushing di Oklahoma turun untuk 11 pekan berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper