Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi Dagang AS-China Kian Panas, Rupiah Ikut Tertekan

Nilai tukar rupiah memperpanjang pelemahannya terhadap dolar AS pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (2/8/2018), saat mayoritas mata uang di Asia tertekan sentimen perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah memperpanjang pelemahannya terhadap dolar AS pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis (2/8/2018), saat mayoritas mata uang di Asia tertekan sentimen perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Rupiah ditutup melemah 38 poin atau 0,26% di level Rp14.478 per dolar AS, setelah dibuka dengan depresiasi tipis 9 poin atau 0,06% di level Rp14.449 per dolar AS. Pada perdagangan Rabu (1/8), rupiah berakhir melemah 26 poin di posisi 14.440.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp14.442 – Rp14.478 per dolar AS.

Hampir seluruh mata uang di Asia terpantau tertekan petang ini, dipimpin yuan offshore China yang melemah 0,51%. Pelemahan yuan diikuti won Korea Selatan dengan 0,47% dan baht Thailand yang terdepresiasi 0,43% pada pukul 17.29 WIB. 

Seperti diberitakan, Presiden AS Donald Trump meningkatkan tekanan pada China untuk mereformasi praktik perdagangannya dengan mengusulkan tarif yang lebih tinggi terhadap impor senilai US$200 miliar asal China menjadi 25% dari rencana 10% sebelumnya.

Pemerintah China pun merespons rencana terbaru AS tersebut dengan menyatakan bahwa ancaman yang dilancarkan AS untuk menaikkan tarif tidak akan berhasil.

“China sepenuhnya siap dan harus membalas untuk membela martabat bangsa dan kepentingan rakyat, membela perdagangan bebas dan sistem multilateral, serta membela kepentingan bersama semua negara,” tegas Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan dalam situs resminya hari ini, dikutip Bloomberg.

Mata uang Asia juga terbebani berlanjutnya penguatan dolar AS setelah Federal Reserve mengakhiri pertemuan kebijakannya pada Rabu (1/8) waktu setempat.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lanjut bergerak di zona hijau dengan penguatan 0,30% atau 0,288 poin ke level 94,949 pada pukul 17.18 WIB.

Indeks sempat bergerak negatif ketika dibuka turun 0,03% atau 0,026 poin di posisi 94,635 pagi tadi. Pada perdagangan Rabu (1/8), indeks berakhir naik 0,11% atau 0,107 poin di level 94,661.

The Fed menegaskan pandangannya kembali bahwa ekonomi AS sedang tumbuh, bursa kerja menguat, dan inflasi terus bergerak pada kisaran targetnya yakni 2% sejak terakhir kali menaikkan suku bunga pada bulan Juni.

Otoritas moneter AS tersebut juga melihat peluang kenaikan suku bunga lebih lanjut sebanyak dua kali hingga akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper