Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Penerbitan EBA-SP Naik 264%

Minat perusahaan dalam menerbitkan efek beragun aset surat partisipan atau EBA-SP terus meningkat. Dalam periode 5 tahunan, nilai penerbitan EBA-SP melonjak hingga 264,1%
Inarno Djajadi Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI). (Istimewa-fsi)
Inarno Djajadi Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI). (Istimewa-fsi)

Bisnis.com, JAKARTA - Minat perusahaan dalam menerbitkan efek beragun aset surat partisipan atau EBA-SP terus meningkat. Dalam periode 5 tahunan, nilai penerbitan EBA-SP melonjak hingga 264,1%.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pada 5 tahun pertama penerbitan EBA-SP yakni periode 2009-2013, total penerbitan instrumen ini hanya senilai Rp3,9 triliun. Adapun, pada 5 tahun berikutnya, yakni mulai 2014 hingga Juli tahun ini, total penerbitan EBA-SP mencapai Rp14,2 triliun.

"Jenis aset yang disekuritisasi juga terus mengalami perkembangan. Awalnya EBA-SP hanya KPR, namun sekarang sudah beragam," kata Deputi Direktur Perizinan Pengelolaan Investasi OJK I Made Bagus Tirthayatra di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/8/2018).

Meskipun telah meningkat sangat tajam, dia menilai bahwa masih ada banyak tantangan dalam penerbitan EBA-SP ini. Salah satunya adalah minimnya pengetahuan dari masyarakat mengenai instrumen investasi ini.

Tantangan lain adalah kurangnya likuiditas EBA-SP. Untuk itu, OJK terus mendorong perusahaan untuk menerbitkan EBA-SP dan menawarkannya kepada investor ritel. "Ini cara yang efektif untuk meningkatkan likuiditas EBA-SP di pasar sekunder," ujarnya.

Belakangan, EBA memang menjadi salah satu instrumen yang kerap dimanfaatkan oleh korporasi untuk menghimpun dana. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada semester I/2018 total nilai penerbitan EBA mencapai Rp1,82 triliun.

Angka tersebut naik sangat tajam yakni sebesar 99,78% dibandingkan total nilai penerbitan EBA pada paruh pertama tahun lalu yang hanya senilai Rp913 miliar. Nilai ini diyakini masih akan bertambah pada tahun ini.

RITEL

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, jumlah itu akan terus terangkat sejalan mulai adanya pemasaran EBA ke investor ritel. Selain menambah realisasi nilai penerbitan, EBA ritel juga akan meningkatkan pengetahuan masayarakat terhadap pasar modal.

"Ini akan meningkatkan masyarakat untuk investasi di pasar modal dan tentunya menambah likuiditas EBA-SP," kata Inarno.

Dia berharap banyak perusahaan yang menerbitkan EBA dan dipasarkan kepada investor ritel.

Terbaru, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF bekerjasama dengan PT BNI Sekuritas menghadirkan layanan transaksi produk EBA-SP ritel pertama di Indonesia melalui mekanisme perdagangan di pasar sekunder.

Produk bernama EBA-SP BTN 01 Kelas A ini memiliki rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan kupon 8,6% per tahun dengan denominasi hanya Rp100.000.

EBA-SP SMF-BTN01 Kelas A tercatat di BEI pada 3 Desember 2015 dengan tanggal jatuh tempo final pada 7 Maret 2022, namun diperkirakan akan lunas lebih awal karena Kumpulan tagihan mempunyai rata-rata tertimbang jatuh tempo (weighted average life) selama 2,08 tahun.

"Tujuan kami memasarkan pada konsumen ritel adalah untuk memperluas jangkauan investor dan menambah investor ritel di pasar modal," kata Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper