Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memasuki Semester II/2018, Minat Perusahaan Pembiayaan Emisi Obligasi Melemah

Minat emisi surat utang dari kalangan perusahaan pembiayaan menunjukkan tren penurunan memasuki semester kedua tahun ini, setelah sepanjang pertama tahun ini mendominasi total emisi surat utang korporasi.
Obligasi
Obligasi

Bisnis.com, JAKARTA—Minat emisi surat utang dari kalangan perusahaan pembiayaan menunjukkan tren penurunan memasuki semester kedua tahun ini, setelah sepanjang pertama tahun ini mendominasi total emisi surat utang korporasi.

Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo, sepanjang semester pertama tahun ini total emisi surat utang korporasi mencapai Rp75,28 triliun. Dari nilai tersebut, sebesar Rp30,9 triliun atau 41% di antaranya merupakan emisi dari perusahaan pembiayaan.

Di posisi kedua ada sektor perbankan, tetapi nilainya hanya Rp17,4 triliun. Jumlah perusahaan emitennya pun lebih terbatas, yakni 7 emiten. Padahal, jumlah emiten dari sektor pembiayaan mencapai 19 emiten.

Menariknya, tingginya minat emisi surat utang oleh kalangan perusahaan pembiayaan ini tidak lagi terlalu menonjol memasuki semester kedua.

Data Pefindo menunjukkan total mandat bagi pemeringkatan surat utang emiten pembiayaan per 30 Juni hanya sebesar Rp5,16 triliun dari total mandat Rp65,6 triliun, atau hanya 8% dari total.

Mandat senilai Rp5,16 triliun tersebut berasal dari 9 perusahaan. Artinya, target emisi rata-rata dari tiap emiten relatif lebih kecil dibandingkan dengan semester pertama lalu.

Mandat terbesar Pefindo per akhir Juni tahun ini justru berasal dari sektor bank dengan 10 emiten dan target emisi Rp18 triliun. Di posisi selanjutnya berturut-turut yakni sektor kelistrikan dengan 2 emiten total Rp6,5 triliun, 8 emiten sektor konstruksi Rp5,5 triliun, dan 3 emiten properti Rp5,38 triliun.

Hendro Utomo, SPV – Kepala Divisi Pemeringkatan Institusi Finansial Pefindo, mengatakan pihaknya tidak mempelejari secara mendalam penyebab penurunan minat emisi pada sektor pembiayaan ini.

Ada beragam kemungkinan penyebabnya, entah karena kinerja yang sedang tidak mendukung untuk ekspansi, kondisi pasar yang sudah tidak menarik, atau karena umumnya sudah banyak menerbitkan surat utang di semester pertama. Menurutnya, terlalu dini untuk segera disimpulkan.

Menurutnya, kemungkinan yang cukup masuk akal adalah karena sudah banyak emiten pembiayaan yang mengemisikan surat utang pada semester pertama, sehingga kebutuhan dana hingga akhir tahun sudah relatif tercukupi.

“Itu memang satu kemungkinan, tetapi belum bisa kita simpulkan seperti itu sebab perlu kita kaji lagi apa dasar atau penyebabnya,” katanya, Selasa (31/7).

Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, mengatakan turunnya minat kalangan perusahaan pembiayaan bisa jadi karena mengantisipasi perlambatan ekonomi karena kenaikan suku bunga acuan.

Bisnis sektor finansial umumnya berhubungan langsung dengan konsumsi masyarakat. Naiknya suku bunga kemungkinan akan menyebabkan tingkat konsumsi menurun dan berujung pada menurunnya permintaan terhadap kredit perusahaan pembiayaan.

“Sekarang pertumbuhan pasar agak melambat, sehingga bisnis leasing mereka bisa jadi sangat terpengaruh. Kalau tidak terlalu butuh utang, lebih baik memang nilai issue-nya diturunkan,” katanya.

Ramdhan mengatakan, kalangan emiten pembiayaan tetap harus menjaga performa mereka di pasar keuangan sehingga mereka tetap akan menerbitkan surat utang. Namun, nilainya akan diturunkan.

Lagi pula, beberapa penawaran umum surat utang korporasi selama ini tidak mencapai target, sedangkan tingkat bunga meningkat akibat naiknya yield surat utang negara (SUN). Hal ini menunjukkan permintaan di pasar pun tidak terlalu kuat.

Hal ini boleh jadi menjadi alasan bagi emiten pembiayaan untuk tidak mengemisikan surat utangnya dengan target dana yang terlalu tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper