Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Asia Tertekan Ancaman Tarif AS, IHSG Terseret

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya menyerah di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (2/8/2018), di tengah meluasnya aksi jual di Asia.
Pengunjung melintas di samping papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (27/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung melintas di samping papan penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (27/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya menyerah di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (2/8/2018), di tengah meluasnya aksi jual di Asia.

IHSG ditutup turun 0,36% atau 21,70 poin di level 6.011,72. Padahal indeks sempat melanjutkan penguatannya hingga mencapai level 6.055 setelah dibuka dengan kenaikan 0,10% atau 6,17 poin di level 6.039,59 pagi tadi.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 6.011,72 – 6.055,07. Dari 597 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 148 saham menguat, 230 saham melemah, dan 219 saham stagnan.

Berdasarkan data Bloomberg, enam dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di wilayah negatif, dipimpin sektor aneka industri (-1,97%) dan tambang (-1,34%).

Tiga sektor lainnya mampu menetap di zona hijau dengan sektor pertanian yang menguat 3,32% sebagai kontributor terbesar sekaligus membatasi pelemahan IHSG hari ini.   

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) yang turun 2,34% dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang turun 1,41% menjadi penekan terbesar terhadap pelemahan IHSG (lihat tabel).

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis 27 tergelincir ke zona merah dan berakhir turun 0,44% atau 2,33 poin di level 523,61, setelah rebound dan ditutup menguat 2,18% atau 11,20 poin di posisi 525,93 pada Rabu (1/8).

Indeks saham lainnya di Asia Tenggara juga bergerak negatif sore ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-1,28%), indeks PSEi Filipina (-1%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,57%), dan indeks SE Thailand (-0,82%).

Di Jepang, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing berakhir turun 1%. Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,60%, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 2,21%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing ditutup melemah 2% dan 2,22%.

Dilansir dari Bloomberg, aset di Asia berada di bawah tekanan menyusul ancaman tarif yang lebih tinggi oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap impor China.

Presiden AS Donald Trump meningkatkan tekanan pada China untuk mereformasi praktik perdagangannya dengan mengusulkan tarif yang lebih tinggi terhadap impor senilai US$200 miliar asal China menjadi 25% dari rencana 10% sebelumnya.

Fase terkini dari langkah proteksionisme itu membayangi pesan optimistis tentang ekonomi AS dari Federal Reserve dalam pertemuan kebijakan bank sentral AS tersebut yang berakhir Rabu (1/8) waktu setempat.

“Perang dagang ini masih membebani sentimen untuk emerging market,” kata Inan Demir, ekonom senior emerging market di Nomura, dikutip Reuters. “Selama kita tidak memiliki kejelasan dan resolusi atasnya, tekanan pada emerging market akan terus berlanjut.”

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

ASII

-2,34

TLKM

-1,41

HMSP

-0,79

INKP

-2,28

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

BBRI

+1,88

TCPI

+24,92

MKPI

+12,82

BMRI

+0,71

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper