Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Melemah, IHSG Berbalik Tertekan di Akhir Sesi I

IHSG melemah 0,19% atau 11,60 poin ke level 6.021,82 pada akhir sesi I, setelah dibuka dengan penguatan sebesar 0,1% atau 6,17 poin di level 6.039,60.
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (2/8/2018).

IHSG melemah 0,19% atau 11,60 poin ke level 6.021,82 pada akhir sesi I, setelah dibuka dengan penguatan sebesar 0,1% atau 6,17 poin di level 6.039,60.

Adapun pada perdagangan Rabu (1/8), IHSG ditutup rebound dengan penguatan 1,63% atau 96,98 poin ke level 6.033,42.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak pada level 6.015,58 – 6.055,07.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 146 saham menguat, 218 saham melemah, dan 233 saham stagnan dari 597 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Astra International Tbk (ASII) menjadi penekan utama IHSG setelah melemah 1%, disusul saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang melemah 1,83% di akhir sesi I.

Lima dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona merah dengan tekanan terbesar datang dari sektor industri dasar yang melemah 1,14%, disusul sektor tambang yang turun 1,04%.

Di sisi lain, empat sektor lainnya menguat dan menahan pelemahan IHSG lebih lanjut, dipimpin sektor pertanian yang menguat 3,49%.

Indeks saham lain di kawasan Asia Tenggara terpantau bergerak melemah siang ini, dengan indeks FTSE Malay KLCI melemah 0,44%, indeks FTSE Straits Time naik 1,44%, indeks SE Thailand turun 0,79%, dan indeks PSEi Filipina melemah 0,91%.

Dilansir Reuters, mauoritas bursa saham di Asia melemah hingga siang ini karena eskalasi terbaru dalam perang perdagangan China-AS.

"Jika bukan karena tertekan pada isu perdagangan, pasar akan berada dalam kondisi yang jauh lebih baik minggu ini. Pendapatan Apple yang super membantu memadamkan kekhawatiran tentang perusahaan teknologi tinggi," kata Hirokazu Kabeya, kepala analis global di Daiwa Securities.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper