Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minat Investor Menurun, Permintaan Emas Merosot

Permintaan pada komoditas emas menyusut pada semester I/2018 ke titik terlemahnya dalam satu dekade karena dolar Amerika Serikat yang terus menguat dan minat investor pada logam mulia tersebut semakin melemah.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan pada komoditas emas menyusut pada semester I/2018 ke titik terlemahnya dalam satu dekade karena dolar Amerika Serikat yang terus menguat dan minat investor pada logam mulia tersebut semakin melemah.

Aliran dana bursa (exchange-traded funds/ETF) emas yang melambat berkontribusi pada penurunan permintaan sebesar 6% menjadi 1.960 ton dalam 6 bulan hingga Juni lalu dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan data World Gold Council, pada kuartal kedua, konsumsi emas global anjlok 4% menjadi 864 ton karena permintaan emas untuk investasi mengalami penurunan hingga 9%.

Alistair Hewitt, Kepala Intelijen Pasar Word Gold Council menuturkan bahwa sejumlah investor asal AS bahkan mengesampingkan masalah geopolitik yang sedang berlangsung. Gagasan tersebut melihat dari pelemahan permintaan pada emas batangan, koin, dan aliran ETF dari AS.

“Tren saat ini sebagian diimbangi oleh alrus masuk ETF Eropa yang cukup tinggi pada kuartal II/2018, terdorong oleh kekhawatiran akan tensi global dan ketidakpastian pada politik Italia dan kebijakan moneter Eropa,” kata Hewitt, dilansir dari Bloomberg, Kamis (2/8/2016).

Harga emas menuju penurunan selama empat bulan berturut pada Juli, jangka waktu terpanjang sejak 2013, disebabkan oleh penguatan dolar AS setelah AS memimpin pada konflik perdagangan yang memberikan ancaman pada pertumbuhan ekonomi global, dan karena keputusan Federal Reserve AS yang ingin kembali menaikkan suku bunga.

Hal tersebut membuat alur permintaan pada emas menurun, karena dihargai dengan dolar AS dan tidak memiliki imbal hasil. Selain itu, ketertarikan pada emas untuk diinvestasikan sebagai aset terus menurun meskipun dihadapkan dengan ketidakpastian global.

“Penurunan harga emas biasanya diikuti oleh penguatan pembelian fisik dari negara-negara yang mata uangnya sesitif terhadap dolar AS seperi di Timur Tengah dan Asia. Namun, kita tidak bisa melihat hal tersebut sebagai kentungan juga, karena meskipun harga emas turun, tapi mata uang negara lain juga demikian,” lanjut Hewitt.

Melemahnya permintaan emas untuk bahan perhiasan di India dan Timur Tengah diseimbangkan oleh pertumbuhan permintaan sebanyak 5% dari AS dan China. Sejumlah bank sentral juga telah menambahkan cadangan emasnya meskipun lajunya melambat.

Adapun, salah satu yang menjadi titik terang bagi emas adalah sektor teknologi, karena permintaan dari sektor tersebut meningkat 2% untuk dimanfaatkan dalam pembuatan telepon genggam, konsol gim, dan perangkat kendaraan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper