Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertekan Fluktuasi Rupiah, Kalbe Farma (KLBF) Akan Naikkan Harga Jual

PT Kalbe Farma Tbk. mempersiapkan kenaikan harga jual sebagai imbas dari depresiasi rupiah yang menambah beban biaya produksi perseroan.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius (kedua kiri), memberikan paparan didampingi Presiden Komisaris Irawati Setiady (dari kiri), Direktur Bernadus Karmin Winata, dan Direktur Bujung Nugroho, saat RUPST di Jakarta, Selasa (5/6/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius (kedua kiri), memberikan paparan didampingi Presiden Komisaris Irawati Setiady (dari kiri), Direktur Bernadus Karmin Winata, dan Direktur Bujung Nugroho, saat RUPST di Jakarta, Selasa (5/6/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — PT Kalbe Farma Tbk. mempersiapkan kenaikan harga jual sebagai imbas dari depresiasi rupiah yang menambah beban biaya produksi perseroan.

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menjelaskan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyebabkan kenaikan biaya produksi perseroan. Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab tergerusnya laba bersih pada semester I/2018.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sambungnya, perseroan mempersiapkan kenaikan harga jual pada semester II/2018. Langkah itu akan diberlakukan terhadap produk tertentu.

“Kenaikan biaya produksi perlu ditanggulangi atau minimal impacts melalui review harga jual produk Kalbe Farma secara terbatas,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (2/8/2018).

Selain menaikkan harga jual, Vidjongtius mengatakan emiten berkode saham KLBF itu akan melakukan product mix untuk produk yang masih memiliki margin baik. Selanjutnya, dilakukan efisiensi internal dalam rantai pasok dan peningkatan produktivitas.

Dia menyebut sebenarnya KLBF memiliki natural hedging dengan memegang dolar tunai di neraca. Dengan demikian, secara konversi kurs tidak menjadi masalah bagi perseroan.

“Akan tetapi dalam hal biaya persediaan bahan baku secara berkala pasti terkena dampak juga,” jelasnya.

Di tengah tekanan tersebut, pihaknya menyarankan agar pemerintah mendorong peningkatan ekspor produk farmasi ke Asean. Kemudian, dilakukan peningkatan sarana logistik yang memberikan kemudahan hingga pelosok Tanah Air.

Sebagai catatan, beban pokok pendapatan KLBF naik lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan pada semester I/2018. Tercatat, pendapatan tumbuh 3,12% sementara beban pendapatan naik 4,78% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper