Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi Kestrel, Adaro (ADRO) Bidik Produksi Kokas 8,5 Juta Ton

Emiten tambang PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) menargetkan produksi batu bara kokas sejumlah 8,5 juta ton pada tahun depan seiring dengan rampungnya akuisisi tambang Kestrel.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sambutan saat Perayaan 10 Tahun Initial Public Offering (IPO) sekaligus satu dekade transformasi bisnis perusahaan PT Adaro Tbk di Jakarta, Senin (16/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sambutan saat Perayaan 10 Tahun Initial Public Offering (IPO) sekaligus satu dekade transformasi bisnis perusahaan PT Adaro Tbk di Jakarta, Senin (16/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) menargetkan produksi batu bara kokas sejumlah 8,5 juta ton pada tahun depan seiring dengan rampungnya akuisisi tambang Kestrel.

Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, proses akuisisi tambang Kestrel oleh Adaro Energy dengan EMR Capital Ltd dari Rio Tinto secara resmi rampung pada Rabu (1/8/2018). 

“Semua transaksi sudah close. Intinya kami bangga untuk mencapai visi menjadi perusahaan Indonesia dengan ekspansi yang mendunia,” tuturnya, Kamis (2/8/2018).

Setelah transaksi ini dirampungkan, kepemilikan atas Kestrel meliputi Kestrel Coal Resources Pty Ltd  sebesar 80% dan Mitsui Coal Australia 20%. Kestrel Coal Resources Pty Ltd. merupakan perusahaan patungan yang dibentuk Adaro dan EMR dengan kepemilikan sejumlah 48% dan 52%.

Pria yang akrab disapa Boy ini menyebutkan, akuisisi tambang Kestrel sangat menguntungkan karena proses penggalian tambang sudah rampung. Pembukaan lapisan penutup yang minimal membuat perusahaan tidak perlu lagi menggelontorkan investasi besar.

“Biasanya investasi awal yang besar untuk proses underground. Karena sudah berjalan kami tidak perlu investasi besar lagi,” ujarnya.

Perihal target produksi 2018, manajemen Kestrel yang dulu menetapkan rencana sebesar 4,8 juta ton. Menurut Boy, volume produksi dan penjualan kokas itu bisa dinaikkan hingga 5 juta ton.

Pada 2019, tambang Kestrel diharapkan dapat memproduksi batu bara kokas sejumlah 7 juta ton. Salah satu pembeli terbesar ialah Mitsui Jepang, yang juga memegang saham di proyek Kestrel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper