Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2018, Laba Sri Rejeki Isman (SRIL) Naik 67%

Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. berhasil mencatatkan kinerja positif. Emiten bersandi saham SRIL itu mencatatkan laba bersih senilai US$56,3 juta, naik sebesar 67,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
CEO PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Iwan Setiawan Lukminto memberikan sambutan, seusai meraih penghargaan Best CEO 2018 dalam acara Bisnis Indonesia Award 2018 bertema Excellent Growth, di Jakarta, Senin (7/5/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
CEO PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Iwan Setiawan Lukminto memberikan sambutan, seusai meraih penghargaan Best CEO 2018 dalam acara Bisnis Indonesia Award 2018 bertema Excellent Growth, di Jakarta, Senin (7/5/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. berhasil mencatatkan kinerja positif. Emiten bersandi saham SRIL itu mencatatkan laba bersih senilai US$56,3 juta, naik sebesar 67,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Penjualan perseroan juga mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan. Selama semester pertama tahun ini, total penjualan kotor SRIL mencapai US$544 juta, naik sebesar 35,6% dibandingkan semester pertama tahun lalu.

Direktur Keuangan PT Sri Rejeki Isman Tbk. Allan Moran Severinno mengatakan, pertumbuhan kinerja itu disebabkan oleh penerapan strategi perseroan, diantaranya mengakuisisi dua perusahaan tekstil yakni PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries.

"Kami juga meningkatkan kapasitas produksi, peningkatan utilisasi produksi, penghematan biaya, meningkatkan efisiensi produksi, memperluas diversifikasi produk, serta perluasan pelanggan," kata dia dalam keterangan resmi, Kamis (2/8/2018).

Kapasitas produksi Sritex saat ini untuk benang (spinning) adalah 1,15 juta bales/tahun, penenunan (weaving) 180 juta meter/tahun, kain jadi (finishing) 240 juta yard/tahun, dan apparel (garment) sebanyak 30 juta potong/tahun. Saat ini tingkat utilisasi produksi masing-masing segmen adalah spinning 92%, weaving 86%, finishing 82% dan garment 95%.

Tahun ini, perseroan optimistis dapat mencapai target penjualan maupun target laba bersih yang dipatok, sejalan dengan terus diterapkannya teknologi industri 4.0 agar proses bisa terus dikompres dan dipercepat.

"Untuk tahun ini kami menargetkan penjualan kotor tumbuh sekitar 35% sehingga total penjualan kami pada 2018 akan melebihi angka US$1 miliar," ujar Allan.

Adapun, belanja modal yang ditetapkan oleh perseroan pada tahun ini senilai US$30 juta hingga US$40 juta yang akan digunakan untuk pemeliharaan mesin dan bangunan serta penambahan kapasitas di segmen garmen dari 27 juta potong per tahun menjadi 30 juta potong per tahun pada 2018.

Angka tersebut diluar biaya akuisisi dua perusahaan yang mencapai US$85 juta dolar. Akuisisi ini membuat prospek bisnis SRIL menguat karena adanya peningkatan pasar ekspor terutama di Jepang dan negara-negara lainnya di Amerika Selatan.

Untuk pasar ekspor perseroan menagkerkan kontribusi sebesar 56%-58% dari total penjualan pada tahun ini. Sejauh ini, negara-negara di kawasan Asia Tenggarta berkontribusi sebear 9% pada pangsa pasar tekstil global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper