Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ukraina Dorong Produksi Biji-Bijian untuk Sasar Pasar China

pspan style=font-family: Calibri,sans-serif; font-size: small;span style=font-size: 11pt;span style=font-family: Times New Roman,serif; font-size: medium;span style=font-size: 12pt; Ukraina berencana mendorong ekspor biji-bijian dan minyak nabatinya ke China karena kenaikan jumlah konsumsi dan adanya tekanan dari perselisihan dagang antara Amerika Serikat dengan China yang dinilai mebuka kesempatan baru./span/span/span/span/p
Bisnis.com, JAKARTA – Ukraina berencana mendorong ekspor biji-bijian dan minyak nabatinya ke China karena kenaikan jumlah konsumsi dan adanya tekanan dari perselisihan dagang antara Amerika Serikat dengan China yang dinilai mebuka kesempatan baru.
Produsen utama wilayah Laut Hitam, Rusia, dan Ukraina, semakin agresif di pasar minyak dan biji-bijian global, yang membuat persaingan menjadi semakin ketat bagi pengekspor dari Amerika dan Eropa.
Rusia berhasil menyingkirkan AS sebagai pengekspor gandum pertama di dunia pada 2017/2018, sementara Ukraina dan Kazakhstan juga semakin banyak menjual komoditas gandum, jagung, dan biji bunga mataharinya.
“Pasar China sangat penting bagi Ukraina. Kami melihat ada potensi besar untuk produk biji-bijian dan minyak nabati kami di China. Alasan utamanya adalah karena konsumsi di China mengalami peningkatan sedangkan mereka sedang perang dagang dengan AS,” kata Nikolay Gorbachov, Pimpinan Ukraine Grain Association, dikutip dari Reuters, Rabu (1/8).
Gorbachov menuturkan bahwa dirinya memperkirakan ekspor seluruh jenis biji-bijian akan naik menjadi 55 juta ton – 65 juta ton pada tiga hingga lima tahun mendatang, naik dari jumlah ekspor sebanyak 45 juta ton pada tahun-tahun sebelumnya.
Sejumlah negara pengekspor biji-bijian dan minyak nabati seperti Brasil, Rusia, dan Ukraina kini berfokus untuk meningkatkan pangsa pasarnya ke China sebagai konsumen kedelai terbesar di dunia karena adanya perang dagang.
“China akan mengambil pasokan biji-bijian untuk pakan ternak, jelai, dan sorgum untuk menggantikan pasokan dari AS,” Lnajut Gorbachov.
Bagian Perencanaan Pemerintah China telah melakukan diskusi terkait dengan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah komposisi tepung kedelai dalam pakan ternak yang digunakan dan menggantinya dengan jenis biji-bijian lain seiring dengan keinginan Beijing untuk membantu petaninya untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan dari perang dagang dengan AS.
China membeli kedelai dari AS dengan nilai sekitar US$12 miliar pada tahun lalu, membuatnya lebih kuat dalam perang dagang dengan AS.
Namun, masih ada kekhawatiran yang bergulir di Beijing, yaitu ancaman tarif impor berat pada pasokan kedelai AS yang akan membatasi ketersediaan sumber utama protein untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan membuat harga pakan ternak meningkat.
Gorbachov menjelaskan bahwa Ukraina menanamkan jagung seluas 4,6 juta hektar, bunga matahari seluas 6,5 juta hektar, dan kedelai sekitar 2 juta hektar.
“Seluruh produk tersebut berpotensi meraup keuntungan. Itulah alasan mengapa kami ingin menambahkan area pertanian untuk produk-produk tersebut.
Area penanaman seluruh produk tersebut akan ditambah masing-masing 10%, Tapi saya tidak yakin Ukraina akan menambah lahan gandumnya karena saat ini sudah mencapai 6,5 juta hektar,” lanjutnya.
Gorbachov menggarisbawahi bahwa Ukraina menghasilkan 4 ton gandum per hektar dan Eropa memproduksi 8 ton.
Untuk komoditas Jagung, Ukraina memiliki jumlah produksi sebanyak 6 ton, sementara di Iowa mencapai 12 ton per hektar. Dia menilai bahwa masih ada harapan Ukraina untuk meningkatkan hasil panen gandumnya.
“Sekitar 70% dari keseluruhan gandum Ukraina telah dipanen, tetapi kualitasnya menurun karena hujan. Dari jumlah tersebut, kemungkinan lebih banyak untuk kualitas pangan. Namun, kami punya cukup pasokan untuk diekspor.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper