Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA SEMESTER I/2018: Setelah Rugi Sejak 2015, Eagle High (BWPT) Kembali Cetak Laba

PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) berhasil mencatatkan laba setelah membukukan kerugian sejak 2015.
Direktur Utama PT Eagle High Plantations Tbk Nicolaas B Tirtadinata (tengah) berpose dengan direktur lainnya, selepas RUPS, di Jakarta, Kamis (31/5)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Eagle High Plantations Tbk Nicolaas B Tirtadinata (tengah) berpose dengan direktur lainnya, selepas RUPS, di Jakarta, Kamis (31/5)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA—PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) berhasil mencatatkan laba setelah membukukan kerugian sejak 2015.

Henderi Djunaidi, Direktur Keuangan BWPT mengatakan, sejak 2015 hingga 2017, perseroan membukukan rugi, dengan nilai rugi per tahun masing-masing Rp181,4 miliar, Rp391,4 miliar dan Rp187,8 miliar. Pada semester I/2018, laba bersih yang dibukukan Rp2 miliar. Adapun pada semester I/2017, perseroan mencatat rugi Rp128,2 miliar.

“Peningkatan laba bersih ini seiring dengan kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) pada semester satu 2018 mencapai 718.100 ton atau meningkat 15% dibanding periode yang sama tahun lalu,” tulisnya dalam siaran resmi, Selasa (31/7/2018).

Sementara itu, produksi minyak kelapa sawit (CPO) dan Palm Kernel (PK) juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 13% dan 21,6% dibanding semester I/2017 sehingga menjadi 155.761 MT dan 25.890 MT. Dia mengharapkan, pencatatan laba bersih ini bisa berlanjut hingga akhir tahun 2018 sekaligus sebagai momentum kebangkitan kinerja Perseroan di masa mendatang.

Pada paruh pertama tahun ini, BWPT mencatatkan pertumbuhan EBITDA sebesar 9% menjadi Rp508,6 miliar. Sementara itu, laba sebelum pajak berhasil meningkat 78% dibanding semester satu 2017.

Namun, pendapatan perseroan mengalami penurunan sebesar 6% menjadi Rp1,4 triliun. Penurunan penjualan ini sebagian besar disebabkan tertundanya pengiriman atau pengambilan CPO sehubungan libur panjang pada Juni. Faktor turunnya harga CPO hanya berkontribusi sebesar 4% terhadap penurunan pendapatan BWPT.

“Pada semester pertama ini perseroan tercatat memiliki stok CPO sebesar 42.342 MT, hampir tiga kali lipat stok pada semester satu tahun lalu. Adapun stok PK mencapai 10.073 MT. Stok CPO dan PK ini hanya menunggu waktu pelaksanaan pengiriman atau pengambilan oleh pembeli,” kata Henderi.

Secara umum, menurut Henderi, pencapaian peningkatan kinerja keuangan ini sebagai hasil dari beberapa inisiatif manajemen yang telah dilaksanakan beberapa tahun lalu. Salah satu inisiatifnya adalah mengaplikasikan teknologi informasi.

"Perseroan telah membangun Qlikview, yaitu infrastruktur teknologi informasi yang berguna bagi pengelolaan laporan dan analisa data sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan yang akurat dan cepat,” katanya.

Pada tahun lalu, BWPT telah membangun infrastruktur teknologi guna mendukung peningkatan produktivitas yaitu Digital Harvesting System. Selain itu juga disiapkan Jedox sebagai infrastruktur guna menunjang perencanaan dan pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper