Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intervensi BI Tambah Tenaga Rupiah di Level 14.400

Langkah intervensi Bank Indonesia (BI) membantu mendorong nilai tukar rupiah memperpanjang apresiasinya pada akhir perdagangan hari ini, Senin (30/7/2018).
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA — Langkah intervensi Bank Indonesia (BI) membantu mendorong nilai tukar rupiah memperpanjang apresiasinya pada akhir perdagangan hari ini, Senin (30/7/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup terapresiasi 2 poin atau 0,01% di level Rp14.415 per dolar AS, penguatan pada perdagangan keempat berturut-turut, setelah dibuka dengan apresiasi 8 poin atau 0,06% di level Rp14.409 per dolar AS.

Tenaga mata uang Garuda bahkan sempat menguat hingga masuk ke kisaran level Rp14.300, sebelum kemudian mengendur. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp14.398 – Rp14.418 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Jumat (27/7), nilai tukar rupiah berakhir menguat 46 poin atau 0,32% di level 14.417 per dolar AS.

Rupiah memperpanjang apresiasinya setelah Bank Indonesia pada Jumat (27/7) menyatakan bahwa pihaknya melakukan intervensi demi membantu menopang mata uang tersebut.

“BI melakukan intervensi untuk menjaga volatilitas dan mempertahankan kepercayaan pasar,” tutur Nanang Hendarsah, direktur eksekutif manajemen moneter di Bank Indonesia, dikutip Bloomberg.

BI akan terus memastikan agar arus likuiditas di pasar valas berjalan lancar dan efisien. Intervensi tersebut muncul setelah BI mempertahankan suku bunga acuannya di 5,25% pada 19 Juli, menyusul penaikan suku bunga secara kumulatif sebesar 100 basis poin sejak pertengahan Mei.

Di sisi lain, mayoritas mata uang di Asia justru terpantau melemah petang ini, dipimpin won Korea Selatan dan yuan offshore China yang berakhir terdepresiasi 0,2% dan 0,13% masing-masing.

Adapun peso Filipina, baht Thailand, dan ringgit Malaysia menemani apresiasi rupiah, masing-masing dengan penguatan 0,26%, 0,19%, dan 0,07%.

Sebagian besar mata uang di Asia melemah menjelang berlangsungnya agenda rapat kebijakan moneter sejumlah bank sentral pekan ini, serta beberapa agenda ekonomi penting lainnya seperti rilis data nonfarm payroll AS.

“Ini adalah awal yang agak lambat, tetapi tidak mengejutkan mengingat pekan penuh agenda yang terbentang, meliputi [rapat kebijakan] BOJ, BOE, The Fed, [rilis] data PMI global dan NFP,” ujar Stephen Innes, kepala perdagangan APAC di Oanda.

“Kebijakan bank sentral kembali disorot dalam diskusi pasar, khususnya keputusan tingkat suku bunga BOJ dan laporan prospek pada 31 Juli,” tambahnya.

Pasar keuangan ingin melihat apakah BOJ mempertimbangkan langkah-langkah untuk membuat program stimulus besar-besarannya lebih berkelanjutan.

Sementara itu, pergerakan indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lanjut melemah 0,17% atau 0,163 poin ke level 94,506 pada pukul 17.34 WIB.

Indeks dolar dibuka turun tipis 0,005 poin atau 0,01% di posisi 94,664 pagi tadi, setelah berakhir melandai 0,12% atau 0,116 poin di level 94,669 pada perdagangan Jumat (27/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper