Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Pergerakan Rupiah Setelah Bank Sentral Tuntaskan SBI Tenor Pendek

Nilai tukar rupiah kembali menguat ke level Rp14.482 per dolar Amerika Serikat setelah greenback mendapat intervensi dari Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa Federal Reserve terlalu tergesa-gesa dalam menaikkan suku bunga.
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah kembali menguat ke level Rp14.482 per dolar Amerika Serikat setelah greenback mendapat intervensi dari Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa Federal Reserve terlalu tergesa-gesa dalam menaikkan suku bunga.

Pada perdagangan Senin (23/7), mata uang Garuda ditutup menguat tipis 13 poin atau 0,09% menjadi Rp14.482 per dolar AS, mencatat penyusutan sebesar 6,75% sepanjang tahun berjalan. Pada Jumat (20/7), pergerakan rupiah sempat melemah tajam ke posisi Rp14.545 per dolar AS dan ditutup pada posisi Rp14.495 per dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa intervensi baru dari Bank Indonesia yang mengeluarkan obligasi dengan tenor yang lebih pendek, yakni 1 minggu, 9 bulan, dan 12 bulan bisa menambah ketertarikan investor untuk kembali berinvestasi di Indonesia.

Ibrahim menilai, apabila bank sentral terus melakukan intervensi dengan menaikkan suku bunga, maka langkah itu bisa memicu kekhawatiran yang berpotensi menggerus devisa negara.

Selain kebijakan BI , ujarnya, upaya intervensi lain untuk menguatkan nilai tukar rupiah bisa dilakukan melalui Kementerian Koordinator Bisang Perekonomian dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi baru.

“Kalau ada paket kebijakan baru, seperti kata Menteri Kuangan Sri Mulyani, rupiah setidaknya bisa kembali ke Rp14.200-an. Jenis paket dan macamnya bisa beragam, misalnya seperti kebijakan pajak ekspor–impor,” ujarnya ketika dihubungi, Senin (23/7/2018).

Menurut dia, saat ini semua jurus untuk menguatkan nilai tukar rupiah telah diupayakan oleh otoritas. “Tetapi memang masih faktor eksternal yang melemahkan rupiah,” lanjutnya.

Sementara itu, faktor internal yang menguatkan nilai tukar rupiah yakni laporan terbaru mengenai data pengangguran Indonesia yang berada di bawah 10%. Selain itu, data perdagangan pada Juni juga lebih positif dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Ibrahim memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah untuk sepekan ke depan berada pada kisaran Rp14.393 – Rp14.498 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper