Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2018, Intiland (DILD) Catat Marketing Sales Rp1,3 Triliun

Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk meraih pendapatan pemasaran atau marketing sales semester I/2018 sebesar Rp1,3 triliun, naik 40% dibandingkan dengan pencapaian semester I/2017 yang mencapai Rp919 miliar.
Pimpinan Proyek Fifty Seven Promenade Trijas Hwe (kiri) bersama Associate Director PT Intiland Development Tbk Andrew Kang, meninjau show unit proyek Fifty Seven Promenade, di Jakarta, Selasa (27/3/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Pimpinan Proyek Fifty Seven Promenade Trijas Hwe (kiri) bersama Associate Director PT Intiland Development Tbk Andrew Kang, meninjau show unit proyek Fifty Seven Promenade, di Jakarta, Selasa (27/3/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk meraih pendapatan pemasaran atau marketing sales semester I/2018 sebesar Rp1,3 triliun, naik 40% dibandingkan dengan pencapaian semester I/2017 yang mencapai Rp919 miliar.

Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, menjelaskan bahwa peningkatan marketing sales terutama masih ditopang oleh penjualan dari proyek baru seperti pengembangan terpadu Fifty Seven Promenade dan dari penjualan unit-unit properti hunian.

“Kondisi pasar properti secara umum masih cukup berat dan menantang. Namun, sepanjang triwulan kedua tahun ini kami masih membukukan penjualan cukup baik pada produk hunian, seperti perumahan dan apartemen,” kata Archied melalui siaran pers, Senin (23/7/2018).

Berdasarkan hasil perolehan marketing sales pada semester I tahun ini, empat proyek hunian tercatat memberikan kontribusi cukup signifikan. Keempat proyek tersebut yakni kawasan perumahan Serenia Hills dan apartemen 1Park Avenue di Jakarta Selatan, apartemen Fifty Seven Promenade di Jakarta Pusat, serta kawasan perumahan Graha Natura di Surabaya.

Keempat proyek hunian ini memberikan kontribusi sebesar Rp1,1 triliun atau 87% dari keseluruhan. “Sepanjang kuartal kedua tahun ini, hasil penjualan terbaik lebih banyak ditopang dari proyek-proyek pengembangan perumahan,” ungkap Archied.

Archied menjelaskan bahwa ditinjau dari segmentasinya, pengembangan mixed-use and high rise berhasil mencatatkan marketing sales sebesar Rp969 miliar atau 75% dari keseluruhan. Perolehan ini melonjak 325% dibandingkan perolehan semester I/2017 mencapai Rp228 miliar.

Kontributor paling besar di segmen ini berasal dari penjualan apartemen Fifty Seven Promenade yang mencapai Rp783 miliar. Kontribusi berikutnya berasal dari penjualan di segmen pengembangan kawasan perumahan.

Memiliki tujuh pengembangan kawasan perumahan, segmen ini memberikan kontribusi marketing sales kepada perseroan sebesar Rp270 miliar atau 21% dari keseluruhan. Pengembangan kawasan perumahan Serenia Hills tercatat sebagai kontributor marketing sales terbesar di segmen ini.

Kawasan perumahan yang berlokasi di Lebak Bulus Jakarta Selatan ini memberikan kontribusi Rp140 miliar dari keseluruhan. Sementara, segmen pengembangan kawasan industri tercatat membubuhkan nilai marketing sales sebesar Rp45 miliar.

Ditinjau berdasarkan lokasi pengembangannya, penjualan dari proyek-proyek Jakarta memberikan kontribusi marketing sales sebesar Rp1,08 triliun, atau 60% dari keseluruhan. Sisanya sebesar Rp199 miliar berasal dari penjualan unit properti di proyek-proyek perseroan di kawasan Surabaya.

Selain kontribusi marketing sales, perseroan membukukan pendapatan berkelanjutan (recurring income) di semester pertama tahun ini sebesar Rp276,1 miliar.

Stimulus Pertumbuhan

Archied mengakui bahwa secara umum pasar properti belum bergerak secara normal. Selain kondisinya masih cenderung melemah, pasar properti juga menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya tren meningkatnya suku bunga.

Perseroan memberikan apresiasi terhadap kebijakan Bank Indonesia dalam melonggarkan aturan mengenai rasio nilai kredit terhadap aset (loan to value / LTV) sektor perumahan.

Relaksasi ketentuan ini dapat memberikan angin segar dan dampak positif bagi para pelaku industri properti karena memberikan fleksibilitas bagi konsumen untuk menetapkan uang muka kredit. “Kami mengapresiasi kebijakan tersebut karena bisa menjadi stimulus untuk pertumbuhan pasar properti. Konsumen tentunya sangat terbantu dengan keluarnya aturan tersebut,” kata Archied.

Perseroan akan terus memantau setiap perubahan yang terjadi baik secara makro maupun sektoral. Langkah ini menjadi penting untuk memperkirakan dampak perubahan dan menyiapkan strategi yang tepat untuk mengantisipasinya.

“Kami akan bekerja sama lebih jauh kembali dengan pihak perbankan selaku pemberi kredit untuk memberikan penawaran menarik bagi konsumen, sekaligus dalam rangka meningkatkan kinerja penjualan tahun ini,” ungkap Archied lebih lanjut.

Kendati belum ada perubahan yang cukup positif di pasar properti, perseroan optimistik pada semester kedua tahun ini kondisi akan membaik. Perseroan tengah menyiapkan sejumlah pengembangan proyek baru yang akan diluncurkan tahun ini.

Namun demikian, perseroan tetap mengambil langkah hati-hati untuk setiap ekspansi peluncuran proyek baru. Kendati memiliki sejumlah rencana pengembangan strategis, tetapi perseroan akan selalu memperhitungkan setiap risiko yang bisa terjadi dari setiap langkah ekspansi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper