Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pernyataan Donald Trump Bawa Rupiah Kembali Ke Rp14.400-an

Rupiah kembali ke posisi Rp14.400-an per dolar Amerika Serikar setelah sempat menembus Rp14.500-an per dolar AS setelah Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan bahwa kebijakan Federal Reserve AS terlalu ketat.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah kembali ke posisi Rp14.400-an per dolar Amerika Serikat setelah sempat menembus Rp14.500-an per dolar AS setelah Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan bahwa kebijakan Federal Reserve AS terlalu ketat.

Rupiah kembali ke posisi Rp14.495 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (20/7/2018) setelah pada sesi yang sama sempat anjlok ke Rp14.545 per dolar AS. Pada posisi penutupan, rupiah masih tercatat melemah 53 poin atau 0,37% dari harganya saat pembukaan perdagangan.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa mata uang garuda kembali medekati posisinya ketika pembukaan perdagangan karena pernyataan Trump bahwa kebijakan The Fed terlalu ketat, dan bisa membawa kerugian pada perekonomian global. Sebelumnya, Kepala The Fed AS Jerome Powell menyatakan bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga hingga dua kali sampai akhir tahun ini dan hingga tahun depan.

"Dengan kenaikan suku bunga AS, nanti akan menghambat ekspor impor, dan bisa memicu inflasi," ujar Ibrahim kepada Bisnis, Jumat (20/7/2018).

Terkait dengan kebijakan AS yang akan menaikkan suku bunga dua kali lagi dinilai Ibrahim untuk mengembalikan dana yang telah digelontorkan AS pada tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan suku bunga dan penguatan dolar AS akan membuat minat investor pada mata uang AS itu meningkat.

Ibrahim memproyeksikan pergerakan rupiah akan berada di kisaran Rp14.470 — Rp14.540 per dolar AS selama pekan ini. Dari Indonesia sendiri, Ibrahim menilai hanya bisa menunggu dolar AS kembali melemah, seperti apabila sudah ada titik temu dalam perang dagang AS dengan China.

"Di Indonesia sendiri data ekonominya masih cukup stabil, dengan data yang terbaru penganggurannya di bawah 10% yang sangat luar biasa bagi Indonesia. Diharapkan nanti apabila faktor global mereda, rupiah bisa kembali menguat ke Rp13.900-an."

Ibrahim menegaskan bahwa pelemahan tidak hanya dialami mata uang garuda, tetapi juga pada sejumlah mata uang lain yang menghadapi dolar AS. Menurut Ibrahim, meskipun rupiah hari ini melemah paling tajam dibandingkan dengan mata uang lainnya, tetapi mampu kembali lagi hampir menyamai posisi awal, menjadikan rupiah berkinerja paling baik dibandingkan dengan mata uang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper