Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham Jepang Tertekan Penguatan Mata Uang Yen

Pergerakan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang kompak terkoreksi pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Jumat (20/7/2018).
Bursa Jepang./Ilustrasi-Bloomberg
Bursa Jepang./Ilustrasi-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang kompak terkoreksi pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Jumat (20/7/2018).

Indeks Topix dibuka turun 2,11 poin atau 0,12% di level 1.747,48 dan berakhir melemah 4,61 poin atau 0,26% di level 1.744,98. Pada perdagangan Kamis (19/7), Topix tergelincir ke zona merah dan berakhir turun 0,09% atau 1,62 poin di posisi 1.749,59.

Dari 2.081 saham pada indeks Topix, 663 saham di antaranya menguat, 1.330 saham melemah, dan 88 saham stagnan.

Saham Dentsu Inc. dan Tokyo Electron Ltd. yang masing-masing turun 6,83% dan 1,14% menjadi penekan utama terhadap koreksi Topix pada perdagangan hari ini.

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir melemah 0,29% atau 66,80 poin di level 22.697,88, setelah dibuka turun 0,13% atau 30,12 poin di posisi 22.734,56.

Sebanyak 72 saham menguat, 146 saham melemah, dan 7 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham Tokyo Electron Ltd. yang turun 2,97% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Nikkei pada akhir perdagangan hari ini, diikuti saham Dentsu Inc. yang turun 6,83%.

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau lanjut menguat 0,06% atau 0,07 poin ke posisi 112,40 per dolar AS pada pukul 14.36 WIB, setelah berakhir menguat 0,34% atau 0,38 poin di posisi 112,47 pada perdagangan Kamis (19/7).

Dilansir Bloomberg, bursa saham Jepang melemah akibat tertekan berlanjutnya penguatan yen terhadap dolar AS, menyusul kemerosotan pada yuan setelah bank sentral China menurunkan tingkat referensi harian untuk mata uangnya dengan jumlah terbesar dalam dua tahun.

Yen memperpanjang penguatannya di hari kedua setelah sebelumnya diangkat kritik yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve.

“Selain penguatan yen terhadap dolar AS, pelemahan pada bursa saham China menyeret saham Jepang turun,” kata Seiichi Miura, pakar strategi investasi Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co. di Tokyo.

“Dengan pasar saat ini menyadari akan terulangnya isu gesekan perdagangan, investor cepat-cepat menjual saham Jepang yang telah naik.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper