Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 12 Rencana Kerja Prioritas Direksi Baru BEI

Bursa Efek Indonesia menyiapkan 12 rencana kerja utama yang akan diprioritaskan untuk dituntaskan tahun ini hingga awal tahun depan.
Inarno Djajadi Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI). (Istimewa-fsi)
Inarno Djajadi Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI). (Istimewa-fsi)

Bisnis.com, JAKARTA—Bursa Efek Indonesia menyiapkan 12 rencana kerja utama yang akan diprioritaskan untuk dituntaskan tahun ini hingga awal tahun depan.

Inarno Djayadi, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, mengatakan bahwa BEI memiliki banyak rencana kerja, tetapi 12 di antaranya merupakan inisiatif unggulan yang dinilai mendesak untuk segera dituntaskan.

“Tetapi tidak berarti kita terpaku pada 12 rencana ini saja karena kita juga belum diskusi dengan OJK. Bisa saja nanti ada perubahan, beberapa hal didrop dan yang lain didahulukan,” katanya, Kamis (19/7/2018).

Keduabelas inisiatif tersebut yakni:

Pertama, pengembangan elektronik bookbuilding. Dengan pengembangan sistem ini, proses initial public offering akan menjadi lebih mudah dan transparan dan memudahkan kontrol alokasi yang seimbang antara porsi investor ritel dan institusi dalam proses IPO.

Kedua, penyiapan papan akselerasi bagi pencatatan saham emiten dari kelompok perusahaan skala kecil dan menengah (UKM) yang belum siap masuk papan pengembangan dan papan utama. Emiten pada papan akselerasi akan mendapatkan persyaratan listing yang lebih mudah.

Keempat, pengembangan dan implementasi i-suite untuk pemberian notasi pada kode saham. Tujuannya untuk memudahkan investor mengidentifikasi informasi-informasi unik pada saham tertentu.

“Idenya adalah saham yang banyak tatonya [kode i-suite] adalah saham-saham yang kita mesti lebih hati-hati, misalnya laporan keuangannya terlambat, ekuitasnya negatif. Nanti beberapa parameter yang khusus dan penting kita masukan di situ,” katanya.

Kelima, pembentukan perusahaan teknologi informasi yang akan membantu inklusi ke daerah. Perusahaan IT ini akan membantu perusahaan efek daerah pada sistem back office-nya.

Keenam, dukungan terhadap pendirian perusahaan efek daerah melalui sertifikasi profesi dan dukungan infrastruktur back office.

Ketujuh, penyelenggaraan perdagangan surat utang di bursa, atau implementasi electronic trading platform (ETP) tahap kedua. Selama ini, transaksi obligasi terjadi di luar bursa dan tanpa regulasi atau over the counter (OTC).

Kedelapan, pengembangan Indonesia Government Bond Future (IGBF) tahap II. BEI akan mengkoordinasikan hal ini dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan. Tujuannya adalah untuk menyediakan sarana lindung nilai bagi transaksi obligasi negara.

Kesembilan, percepatan penyelesaian siklus transaksi dari 3 hari setelah transaksi (T+3) menjadi 2 hari setelah transaksi (T+2). Tujuannya untuk mempercepat perputaran modal di pasar saham.

Kesepuluh, pengembangan sistem penyampaian dokumen pencatatan secara elektronik atau e-registration. Tujuannya untuk mempercepat poses penyampaian dokumen dan peningkatan transparansi dalam proses IPO atau penggalangan dana lainnya di pasar modal.

Kesebelas, menyediakan IDX Virtual Trading System, berupa sarana simulasi bagi anggota bursa atau investor untuk menyesuaikan pengembangan back office system mereka.

Keduabelas, simplifikasi pembukaan rekening efek. Idealnya, pembukaan rekening efek tidak memakan waktu berhari-hari, tetapi bisa dalam hitungan jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper