Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkatkan Pangsa Pasar, Krakatau Steel (KRAS) Benahi Distribusi

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. membenahi distribusi untuk mengembalikan pangsa pasar perseroan di kisaran 42%--44% dan mengembalikan profitabilitas positif pada 2018.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk. Mas Wigrantoro Roes Setiyadi (tengah), bertukar naskah dengan Board Director Sango Corporation Hashiguchi Tomoya, disaksikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat penandatanganan kerja sama di Jakarta, Jumat (15/12)./JIBI-Dwi Prasetya
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk. Mas Wigrantoro Roes Setiyadi (tengah), bertukar naskah dengan Board Director Sango Corporation Hashiguchi Tomoya, disaksikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat penandatanganan kerja sama di Jakarta, Jumat (15/12)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. membenahi distribusi untuk mengembalikan pangsa pasar perseroan di kisaran 42%--44% dan mengembalikan profitabilitas positif pada 2018.

Direktur Pemasaran Krakatau Steel Purwono Widodo menjelaskan bahwa perseroan mulai memperkuat kembali sistem distribusi produk. Strategi tersebut diwujudkan dengan menambah distributor atau agen penjualan.

Pada semester I/2018, sambungnya, emiten berkode saham KRAS itu telah meningkatkan fungsi cabang di Surabaya, Jawa Timur. Sementara itu, penambahan distributor akan dilakukan pada semester II/2018.

“Menghadapi pasar yang kompetitif produk KS harus semakin mudah diperoleh atau dipesan,” jelasnya kepada Bisnis.com, Kamis (19/7/2018).

Dia berharap pemerintah dapat mengambil tindakan atas maraknya impor baja paduan hot rolled coil, cold rolled coil, dan wire rod. Pasalnya, komoditas tersebut menurutnya diperdagangkan dengan harga yang tidak wajar.

“Termasuk juga produk baja hilir seperti coated sheet dan pipa baja,” imbuhnya.

Komisaris Krakatau Steel Roy Maningkas sebelumnya mengeluhkan bahwa telah terjadi peningkatan volume impor baja paduan dari China sebesar 59% secara tahunan pada kuartal I/2018. Menurutnya, peningkatan impor tersebut hanya terjadi di Indonesia tetapi tidak di negara Asean lainnya.

“Impor baja paduan China di negara Asean-6 mengalami penurunan volume cukup signifikan karena saat ini China melakukan pemangkasan kapasitas produksi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper