Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Pukul Rupiah & Mata Uang Asia

Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (18/7/2018), di tengah meluasnya tekanan dolar AS terhadap mata uang di Asia.
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (18/7/2018), di tengah meluasnya tekanan dolar AS terhadap mata uang di Asia.

Rupiah hari ini ditutup melemah 36 poin atau 0,25% di level Rp14.414 per dolar AS, setelah dibuka dengan depresiasi 14 poin atau 0,10% di level Rp14.392 per dolar AS.

Padahal, mata uang Garuda mampu rebound dan ditutup menguat 16 poin atau 0,11% di level 14.378 per dolar AS pada perdagangan Selasa (17/7/2018).

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp14.392 – Rp14.418 per dolar AS.

Namun, rupiah tak melemah sendirian. Mata uang lainnya di Asia terpantau juga melemah petang ini. Won Korea Selatan mencatat pelemahan terbesar dengan depresiasi 0,73%, diikuti yuan offshore China sebesar 0,42%, dan dolar Taiwan yang melemah 0,33%.

Di sisi lain, pergerakan indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lanjut menguat 0,28% atau 0,269 poin ke level 95,254 pada pukul 17.12 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar dibuka naik 0,048 poin posisi 95,033, setelah berakhir menguat 0,50% atau 0,474 poin di level 94,985 pada perdagangan Selasa (17/7).

Dalam sesi hearing kongres AS pada Selasa (17/7) waktu setempat, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bahwa era pertumbuhan ekonomi yang stabil dapat terus berlanjut.

Ia juga cenderung mengecilkan dampak risiko perdagangan global terhadap prospek untuk kenaikan suku bunga.

Selain itu, Powell memperkuat pandangan bahwa The Fed berada di arah kenaikan suku bunga secara bertahap.

Diperkirakan, The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya total sebanyak empat kali tahun ini demi mengatasi tekanan inflasi yang meningkat.

Dengan suku bunga AS yang terus meningkat dan sebagian besar bank sentral besar hanya mengambil langkah sementara menuju normalisasi moneter, banyak analis memperkirakan lebih banyak kenaikan untuk dolar AS.

Sementara itu, pelaku pasar di dalam negeri menantikan keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia yang akan dirilis esok hari, Kamis (19/7).

Menurut prediksi para ekonom dalam survei Bloomberg, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 18-19 Juli tersebut akan mempertahankan suku bunga acuan di 5,25%, setelah menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin (bps) dalam kurang dari dua bulan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper