Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Finansial Tertekan, IHSG Terkoreksi ke Level 5.861

Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (17/7/2018).
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA— Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (17/7/2018).

IHSG ditutup melemah 0,74% atau 43,65 poin di level 5.861,51, setelah dibuka turun 0,40% atau 23,37 poin di level 5.881,79 pagi tadi. Pada perdagangan Senin (16/7), pergerakan IHSG mulai berakhir di zona merah dengan pelemahan 0,65% atau 38,92 poin di level 5.905,16.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 5.840,94 – 5.884,80. Sebanyak 156 saham menguat, 224 saham melemah, dan 217 saham stagnan dari 597 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan data Bloomberg, enam dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona merah dengan tekanan utama dari sektor finansial (-1,53%) dan konsumer (-0,90%). Adapun sektor properti yang naik 0,87% memimpin penguatan di antara tiga sektor lainnya.

Sejumlah saham emiten perbankan pun melemah sekaligus mendorong IHSG terkoreksi di hari kedua (lihat tabel), menjelang berlangsungnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 18-19 Juli.

Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus mengatakan, pasar menantikan hasil pertemuan BI serta pernyataan tengah tahunan petinggi The Fed.

Pernyataan yang muncul dari kedua agenda tersebut tentunya akan memberi pandangan ekonomi untuk masa mendatang. Hal ini penting mengingat The Fed masih akan menaikkan tingkat suku bunganya sebanyak 4 kali.

“Implikasinya tidak hanya kepada rupiah, tetapi juga kepada pasar modal secara keseluruhan,” tutur Maximilianus dalam risetnya hari ini.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis 27 berakhir melorot 1,30% atau 6,65 poin di level 504,66, koreksi di hari kedua berturut-turut, setelah dibuka turun 0,63% atau 3,20 poin di posisi 508,11.

Indeks saham lain di Asia Tenggara mayoritas terpantau bergerak positif sore ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (+0,21%), indeks SE Thailand (+0,02%), indeks PSEi Filipina (+0,17%), dan indeks FTSE Malay KLCI (+0,61%).

Di kawasan Asia lainnya, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing menguat 0,87% dan 0,44%. Adapun indeks Kospi Korea Selatan turun 0,18%, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 1,25%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing turun 0,57% dan 0,65%.

Secara keseluruhan, bursa saham Asia bergerak variatif saat investor menantikan penyampaian testimoni oleh Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell di depan Kongres Amerika Serikat (AS) pada Selasa (17/7) waktu setempat.

Indeks MSCI Asia Pacific berbalik arah menyentuh posisi 165,29 pada pukul 4.45 sore waktu Hong Kong, setelah sempat naik 0,3%.

“Testimoni Powell kemungkinan akan kembali menegaskan bahwa para pembuat kebijakan masih berpikir jika kenaikan suku bunga secara bertahap adalah tepat dilakukan dan bahwa risiko terhadap ekonomi (AS) tetap kurang lebih seimbang,” papar Ian Shepherdson, seorang ekonom di Pantheon Macroeconomics Ltd., dikutip Bloomberg.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

BBRI

-3,37

BMRI

-3,44

BBCA

-1,73

HMSP

-1,59

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

WSKT

+10,03

PGAS

+5,18

AMRT

+5,30

PTBA

+3,30

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper