Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Seret Bursa Asia, Dolar AS Defensif Jelang Testimoni Powell

Anjloknya harga minyak mentah berdampak pada gerak bursa Asia pagi ini, Selasa (17/7/2018), sedangkan dolar AS bergerak defensif menjelang penyampaian testimoni pertama di depan kongres AS oleh Gubernur The Fed Jerome Powell.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Anjloknya harga minyak mentah berdampak pada gerak bursa Asia pagi ini, Selasa (17/7/2018), sedangkan dolar AS bergerak defensif menjelang penyampaian testimoni pertama di depan kongres AS oleh Gubernur The Fed Jerome Powell.

Dilansir dari Reuters, indeks saham MSCI Asia Pacific, selain Jepang, bergerak turun 0,1%, setelah membukukan kenaikan pada dua sesi perdagangan sebelumnya.

Di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS), indeks Dow Jones berakhir naik sekitar 0,2% namun indeks S&P 500 turun 0,1% akibat terbebani saham energi yang terpukul anjloknya harga minyak.

Harga minyak mentah di New York anjlok lebih dari 4% pada akhir perdagangan Senin (16/7), setelah pelabuhan di Libya dibuka kembali sementara para pedagang mencermati potensi peningkatan pasokan oleh Rusia dan produsen-produsen lainnya.

“Minyak mentah telah naik dengan mantap sehingga beberapa jenis penyesuaian harus dilakukan. Dari konteks ini, dampaknya pada ekonomi yang lebih luas, inflasi, dan pasar saham pasti terbatas,” kata Soichiro Monji, ekonom senior di Daiwa SB Investments, dikutip Reuters.

Kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi China pada kuartal kedua ikut membebani harga minyak. Ekonomi negeri Tirai Bambu berekspansi dengan laju yang lebih lambat saat upaya pemerintah China untuk mengatasi utang berdampak negatif pada aktivitas.

Sementara itu, indeks dolar AS dilaporkan bergerak flat di level 94,535 terhadap sejumlah mata uang utama.

Powell akan bertestimoni tentang ekonomi dan kebijakan moneter di hadapan Komite Perbankan Senat AS pada hari ini waktu setempat, diikuti testimoni berikutnya pada Rabu (18/7) di depan Komite Jasa Keuangan DPR AS.

Diperkirakan, Powell akan kembali menyatakan sikap The Fed terhadap langkah pengetatan kebijakan moneter secara bertahap, meskipun kesan kehati-hatian atas tensi perdagangan baru-baru ini dapat meresahkan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper