Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Kuartal I/2018, Penjualan Kabelindo Murni (KBLM) Tergerus 29%

Emiten produsen kabel domestik PT Kabelindo Murni Tbk. membukukan penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp221,7 miliar sepanjang kuartal I/2018. Capaian tersebut menurun 29,45% dibandingkan penjualan perseroan pada kuartal I/2017 yang sebesar Rp314,29 miliar.
Petugas memasang instalasi kabel listrik di dusun Baranang, Desa Kamiri, Kabupaten  Barru,  Sulawesi Selatan, Senin (15/1)./JIBI-Abdullah Azzam
Petugas memasang instalasi kabel listrik di dusun Baranang, Desa Kamiri, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Senin (15/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen kabel domestik PT Kabelindo Murni Tbk. membukukan penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp221,7 miliar sepanjang kuartal I/2018. Capaian tersebut menurun 29,45% dibandingkan dengan penjualan perseroan pada kuartal I/2017 yang sebesar Rp314,29 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, emiten dengan kode saham KBLM tersebut juga membukukan penurunan laba bersih secara signifikan. Pada Januari—Maret 2018, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp904,48 juta.

Capaian tersebut terperosok 84,06% dibandingkan dengan  laba bersih perseroan selama periode sama tahun sebelumnya (yoy) yang mencapai Rp5,67 miliar.

Adapun, laba perseroan pada kuartal I/2017 tercatat lebih tinggi karena didukung faktor penambahan dari surplus revaluasi aset tetap sehingga menambah jumlah penghasilan komprehensif lain sebesar Rp434,37 miliar.

Pada tahun ini, KBLM mengaloasikan belanja modal sebesar Rp10 miliar, di mana sebesar 10%—12% di antaranya akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi, terutama segmen building wire yang permintaannya terus meningkat. Dari penambahan kapasitas tersebut, perseroan berencana meningkatkan pasokan kepada PLN.

Direktur Kabelindo Murni Petrus Nugraha dalam paparan publik belum lama ini menyampaikan pad akuartal I/2018, kinerja perseroan memang menurun karena PLN menurunkan pemesanannya, sedangkan kontrak baru mulai ditandatangani pada April 2018.

“Ada juga pengaruh harga bahan baku yang pada 2018 naik secara signifikan dibandingkan tahun lalu. Selain itu, beberapa tender di-hold karena dipengaruhi naiknya harga tembaga pemelamah nilai tukar,” ungkap Petrus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper