Bisnis.com, JAKARTA--Pasar modal Indonesia pada Selasa (17/7/2018) diproyeksi akan bergerak di antara sentimen dari sejumlah data ekonomi domestik dan global yang telah dirilis, serta penantian terhadap hasil rapat The Fed serta Bank Indonesia.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa data neraca perdangan Indonesia mengalami surplus pada Juni 2018 sebesar US$1,74 miliar.
Sementara itu, data GDP China pada kuartal II/2018 sebesar 6,7% lebih rendah dari kuartal I/2018 sebesar 6,8%, sedangkan penjualan ritel AS menunjukkan penurunan dari sebelumya 1,4% menjadi 0,4%
Pada pekan ini, pasar menanti hasil pertemuan bank sentral Indonesia dan pernyataan tengah tahunan petinggi The Fed. Tentunya pernyataan keduanya akan memberikan pandangan ekonomi ke depannya.
Hal ini penting mengingat The Fed masih akan menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 4 kali.
Implikasinya tidak hanya kepada rupiah, tetapi juga kepada pasar modal secara keseluruhan.
Di tengah penantian pernyataan tersebut, fokus berikutnya juga beralih kepada rapat dewan gubernur Bank Indonesia yang berlangsung esok hari.
"Dari sisi teknikal kami memprediksi indeks IHSG hari ini cenderung melemah dengan support dan resistan di level 5.849 – 5.959," katanya dalam riset harian, Selasa (17/7/2018).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel