Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Perang Dagang Mengkhawatirkan, Indeks Kospi & Won Kompak Melemah

Pergerakan indeks Kospi Korea Selatan tergelincir dan berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (16/7/2018), sejalan dengan pelemahan mata uang won di tengah kekhawatiran atas dampak perang dagang global terhadap ekonomi negeri ginseng.
Bursa Korea Kospi/Reuters
Bursa Korea Kospi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks Kospi Korea Selatan tergelincir dan berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (16/7/2018), sejalan dengan pelemahan mata uang won di tengah kekhawatiran atas dampak perang dagang global terhadap ekonomi negeri ginseng.

Berdasarkan data Bloomberg, Kospi berakhir turun 0,39% atau 8,91 poin di level 2.301,99. Padahal, Kospi sempat melanjutkan penguatannya saat dibuka dengan kenaikan 0,06% di posisi 2.312,26, setelah berakhir menguat 1,13% di level 2.310,90 pada perdagangan Jumat (13/7).

Sebanyak 270 saham menguat, 438 saham melemah, dan 64 saham stagnan dari 772 saham yang diperdagangkan di indeks Kospi pada akhir perdagangan hari ini.

Saham yang membebani pergerakan Kospi, di antaranya HDC Hyundai Development Co-Engineering & Construction (-4,59%) dan SK Chemicals Co. Ltd. (-0,74%).

Harga saham sejumlah perusahaan teknologi juga berakhir melemah, yakni Samsung Electronics Co. Ltd. yang turun 0,97% ke 46.050 won dan LG Electronics Inc. yang turun 1,55% ke 76.400 won.

Di sisi lain, saham Cockoo Homesys Co. Ltd. dan Samyang Packaging Corp. masing-masing terpantau naik 0,21% dan 0,51% sekaligus membatasi pelemahan Kospi hari ini.

Sejalan dengan Kospi, nilai tukar won berakhir melemah 0,51% atau 5,73 poin di level 1.129,09, setelah berakhir menguat 0,23% atau 2,64 poin di posisi 1.123,36 per dolar AS pada perdagangan Jumat (13/7).

Yonhap News Agency mengabarkan bahwa bursa saham Korea Selatan, berikut mata uang won, melemah akibat tertekan aksi ambil untung investor dari reli pasar baru-baru ini di tengah kehati-hatian terhadap perkembangan dalam perselisihan perdagangan global.

Sementara itu, laporan Biro Statistik Nasional China (NBS) hari ini mengungkapkan, produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 6,7% pada kuartal II/2018 dari tahun sebelumnya, laju terlambat sejak 2016 serta sedikit melambat dari raihan pada kuartal pertama yakni 6,8%.

“Kita perlu memantau bagaimana segala hal berjalan terkait perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Beberapa mengatakan bahwa yang terburuk telah berlalu, namun kekhawatiran masih tinggi di antara para investor seputar perang dagang berskala penuh,” ujar KimMin-soo, pakar di Hana Financial.

“Sekarang yang disoroti adalah laporan keuangan perusahaan kuartal kedua, yang akan menyebabkan pasar mengalami volatilitas untuk beberapa lama,” tambahnya, seperti dikutip Bloomberg.

Pergerakan Indeks KOSPI

Tanggal

Level

Perubahan

16/7/2018

2.301,99

-0,39%

13/7/2018

2.310,90

+1,13%

12/7/2018

2.285,06

+0,19%

11/7/2018

2.280,62

-0,59%

10/7/2018

2.294,16

+0,37%

 Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper