Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Teknologi Naik, Wall Street Ditutup Menguat

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 224,44 poin atau 0,91% ke level 24.924,89, sedangkan indeks Standard & Poors 500 naik 24,27 poin atau 0,87% ke 2,798.29 dan Nasdaq Composite bertambah 107,31 poin atau 1,39% menjadi 7.823,92.
Wallstreet/Reuters
Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Kamis (12/7/2018), ditopang sejumlah emiten teknologi besar yang menyentuh level tertingginya.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 224,44 poin atau 0,91% ke level 24.924,89, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 naik 24,27 poin atau 0,87% ke 2,798.29 dan Nasdaq Composite bertambah 107,31 poin atau 1,39% menjadi 7.823,92.

Membantu dalam teknologi, CA Inc melonjak 18,7% dan mencatat persentase kenaikan terbesar dalam indeks S&P 500 setelah produsen chip Broadcom mengumumkan kejutan penawaran akuisisi perusahaan perangkat lunak untuk bisnis ini senilai US$18,9 miliar. Broadcom merosot 13,7%.

Sementara itu, saham Facebook, Microsoft dan Amazon mencapai level tertinggi sepanjang masa dan, bersama dengan Apple dan Alphabet Inc, mendorong penguatan pada indeks S&P 500 dan Nasdaq.

Indeks sektor teknologi naik 1,8% dan mencatat penguatan terbesar sejak awal tahun dibanding sektor lainnya. Indeks sektor industri menguat 1,1%, sedangkan sektor  kesehatan juga meningkat sekitar 1,1%.

Quincy Krosby, kepala analis pasar di Prudential Financial mengatakan membantu sektor teknologi adalah pandangan bahwa perusahaan-perusahaan itu mungkin lebih kebal terhadap sentimen sengketa perdagangan.

"Akan tetapi, ada konsensus bahwa negosiasi akan dilanjutkan dan akan ada semacam perjanjian antara AS dan China. Itu terlihat naif, tapi itu tampaknya menjadi konsensus yang muncul di pasar,” ungkapnya, seperti dikutip Reuters.

AS malam mengancam akan mengenakan tarif atas barang-barang impor China senilai US$200 miliar. China mengatakan pada hari Kamis bawa kedua negara belum berhubungan untuk memulai kembali perundingan dan meski tidak menginginkan perang dagang, mereka akan mengambil tindakan bila perlu.

Sementara itu, data ekonomi yang dirilis Kamis menunjukkan indeks harga konsumen (Consumer Price Index/IHK) AS meningkat lebih rendah dari yang diperkirakan pada bulan Juni di tengah jatuhnya harga utilitas dan rekor penurunan harga hotel.

Dilansir Bloomberg, data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan indeks harga konsumen naik 0,1% dari bulan sebelumnya setelah kenaikan 0,2% pada bulan Mei, sementara IHK inti yang tidak termasuk makanan dan energi naik 0,2%.

Median dalam survei Bloomberg sebelumnya memperkirakan kenaikan 0,2% pada IHK utama dan inti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper