Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham Asia Masih di Bawah Tekanan Perang Perdagangan

Sejumlah bursa saham di Asia menguat pada perdagangan Kamis (12/7/2018) meskipun masih di bawah tekanan di tengah kekhawatiran eskalasi perang perdagangan AS-China.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bursa saham di Asia menguat pada perdagangan Kamis (12/7/2018) meskipun masih di bawah tekanan di tengah kekhawatiran eskalasi perang perdagangan AS-China.

Indeks S&P/ASX 200 Australia terpantau menguat 0,35%, Indeks Kospi Korea Selatan datar, dan Nikkei 225 Jepang naik 0,75%.

Sementara itu di AS, indeks S&P 500 turun paling curam dalam dua pekan terakhir karena produsen energi dan material jatuh menyusul kecemasan baru bahwa sikap perdagangan pemerintah Trump akan mengurangi permintaan untuk komoditas.

Dilansir Bloomberg, pelaku pasar masih menghadapi kemungkinan eskalasi lebih lanjut dalam perselisihan antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu dan dampak yang dapat terjadi pada pertumbuhan global.

AS dan China sekarang memiliki sekitar tujuh minggu untuk mencapai kesepakatan atau malah memulai perang perdagangan yang dapat memutus rantai pasokan perusahaan dan menaikkan harga untuk konsumen.

Namun, pembicaraan perdagangan tingkat tinggi antara kedua negara dikatakan telah terhenti, di saat investor siap untuk mengubah fokus mereka ke musim laba perusahaan dan pertumbuhan ekonomi.

"Hingga ada resolusi dari pembicaraan perdagangan, pasar internasional akan berkinerja buruk dibandingkan dengan AS," kata Kevin Nicholson, kepala analis pasar di RiverFront Investment Group, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang melemah 0,25%, setelah ditutup turun 1% pada perdagangan Rabu (11/7) bersama dengan penurunan bursa saham global.

"Pasar memiliki waktu untuk mencerna perkembangan perang perdagangan terbaru dan siap untuk mulai melakukan konsolidasi. Ini telah menjadi pola reaksi terhadap setiap perkembangan baru dan berharap bahwa ketegangan perdagangan mereda dalam beberapa bulan ke depan melalui negosiasi," kata Masahiro Ichikawa, analis senior di Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper