Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Ancam Tarif Baru ke China, Indeks Dolar Perkasa

Indeks dolar AS terpantau melanjutkan kenaikannya pada perdagangan siang ini, Rabu (11/7/2018), setelah pemerintah Amerika Serikat mengutarakan rencana pengenaan tarif impor tambahan.
Uang dolar AS./Antara
Uang dolar AS./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar AS terpantau melanjutkan kenaikannya pada perdagangan siang ini, Rabu (11/7/2018), setelah pemerintah Amerika Serikat mengutarakan rencana pengenaan tarif impor tambahan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang dunia terpantau menguat 0,08% atau 0,072 poin ke level 94,230 pada pukul 11.22 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,045 poin atau 0,05% di posisi 94,203, setelah pada perdagangan Selasa (10/7), berakhir menguat 0,09% atau 0,081 poin di level 94,158.

Dilansir dari Reuters, pemerintah AS menyatakan akan mengenakan tarif sebesar 10% terhadap barang-barang impor tambahan senilai US$200 miliar asal China. Hal ini serta merta memperburuk tensi antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Tarif tersebut dapat berlaku setelah konsultasi publik berakhir pada 30 Agustus 2018. Daftar barang yang diusulkan termasuk barang-barang konsumer seperti pakaian, komponen televisi dan lemari es, serta barang-barang berteknologi tinggi lainnya.

Rencana ini dikemukakan hanya beberapa hari setelah AS memberlakukan tarif 25% terhadap barang-barang China senilai US$34 miliar pada Jumat (6/7). Pemerintah China pun segera meresponsnya dengan mengenakan tarif berukuran sama terhadap ekspor AS ke China.

Presiden Donald Trump telah memperingatkan bahwa AS pada akhirnya dapat mengenakan tarif terhadap impor China senilai lebih dari US$500 miliar, sekitar total jumlah impor AS dari China tahun lalu.

“Karena Trump telah menyinggung tentang angka US$500 miliar, [kabar rencana] itu bukan benar-benar kejutan. Namun pasar pasti akan bereaksi terhadap jenis headline seperti ini,” ujar Kyosuke Suzuki, direktur forex di Societe Generale, seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, mata uang yuan offshore China lanjut melemah 0,51% ke level 6,6852 per dolar AS pada pukul 11.32 WIB, setelah berakhir melemah 0,41% di posisi 6,6506 pada perdagangan Selasa (10/7).

Selain yuan, mata uang lainnya di Asia terpantau ikut tertekan, di antaranya won Korea Selatan sebesar 0,49%, baht Thailand dengan 0,32%, dan dolar Taiwan yang melemah 0,34%.

Posisi indeks dolar AS                                                                        

11/7/2018

(Pk. 11.22 WIB)

94,230

(+0,08%)

10/7/2018

94,158

(+0,09%)

9/7/2018

94,077

(+0,12%)

6/7/2018

93,963

(-0,46%)

5/7/2018

94,395

(-0,14%)

 

 

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper