Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Melemah 65 Poin, Ancaman Tarif Baru AS Bebani Mata Uang Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Rabu (11/7/2018) di Rp14.391 per dolar AS, melemah 65 poin atau 0,45% dari posisi Rp14.326 pada posisi Selasa (10/7/2018).
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Rabu (11/7/2018) di Rp14.391 per dolar AS, melemah 65 poin atau 0,45% dari posisi Rp14.326 pada posisi Selasa (10/7/2018).

Kurs jual ditetapkan Rp14.463 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.319 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp144. Di pasar spot, nilai tukar rupiah terpantau lanjut melemah 21 poin atau 0,15% ke level Rp14.388 per dolar AS pada pukul 10.24 WIB.

Rupiah dibuka terdepresiasi 19 poin atau 0,13% di level Rp14.386 pagi tadi, setelah berakhir melemah 37 poin atau 0,26% di level Rp14.367. Sepanjang perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran Rp14.383-Rp14.393.

Bersama rupiah, mayoritas mata uang lainnya di Asia juga terdepresiasi, dipimpin renminbi China sebesar 0,43% dan yuan offshore China dengan 0,35%.

Dilansir dari Bloomberg, mata uang China memimpin pelemahan mata uang di Asia setelah rilis daftar barang-barang China yang diusulkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk dikenakan tarif memberi kesuraman seputar prospek ekonomi di kawasan ini.

Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump kembali menyampaikan rencana menambah tarif baru dengan menerapkan tarif sebesar 10% atas produk impor dari China senilai US$200 miliar.

Tarif tersebut dapat berlaku setelah konsultasi publik berakhir pada 30 Agustus 2018. Daftar barang yang diusulkan termasuk barang-barang konsumer seperti pakaian, komponen televisi dan lemari es, serta barang-barang berteknologi tinggi lainnya.

“Eskalasi ini, berikut waktunya, tampak telah membuat pasar sedikit terkejut,” kata Dushyant Padmanabhan, pakar strategi mata uang di Nomura, seperti dikutip Bloomberg.

“Tarif [untuk barang-barang asal China senilai] US$34 miliar dan US$16 miliar telah ditandai dengan baik dan, dengan demikian, memiliki sedikit dampak pada pasar, tetapi meski [tarif untuk barang-barang senilai] US$200 miliar ini telah disebutkan sebelumnya, tidak ada kepastian waktu atasnya,” tambahnya.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dunia terpantau naik 0,06% atau 0,060 poin ke level 94,218 pada pukul 10.54 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,045 poin atau 0,05% di posisi 94,203, setelah pada perdagangan Selasa (10/7), berakhir menguat 0,09% atau 0,081 poin di level 94,158.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

11 Juli

14.391

10 Juli

14.326

9 Juli

14.332

6 Juli

14.409

5 Juli

14.387

 

 

 

 

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper