Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Tambahan AS Tekan Bursa Asia, IHSG Terseret Merah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (11/7/2018), sejalan dengan pelemahan bursa Asia.
Karyawan berjalan di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan berjalan di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (11/7/2018), sejalan dengan pelemahan bursa Asia.

IHSG dibuka di zona merah dengan turun 0,66% atau 38,77 poin di level 5.842,99 dan melemah 0,87% atau 51,40 poin ke level 5.830,36 pada pukul 09.11 WIB. Pada perdagangan Selasa (10/7), IHSG berakhir menguat 1,28% di level 5.881,76.

Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak di zona merah dengan tekanan utama sektor finansial (-1,64%) dan infrastruktur (-0,96%). Adapun sektor properti bergerak sendiri di zona hijau dengan kenaikan 0,34%.

Sebanyak 58 saham bergerak menguat, 109 saham bergerak melemah, dan 426 saham stagnan dari 593 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pagi ini.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis27 melemah 1,37% atau 6,93 poin ke level 500,49 pada pukul 09.12 WIB, setelah dibuka turun 0,98% atau 4,96 poin di posisi 502,46.

Mayoritas indeks saham lainnya di kawasan Asia Tenggara terpantau ikut memerah pagi ini, dengan indeks FTSE Malay KLCI (-0,38%) dan indeks FTSE Straits Time Singapura (-1,40%). Di kawasan Asia lainnya, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing melemah 1,40% dan 1,65%.

Adapun, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,75%, sedangkan indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing melorot 1,91% dan 1,94%.

Dilansir dari Reuters, ancaman pengenaan tarif oleh Amerika Serikat (AS) atas barang-barang tambahan asal China senilai US$200 miliar menekan bursa saham Asia pada perdagangan pagi ini, dipimpin pasar saham China, saat tensi perdagangan antara dua negara bekekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut terus memburuk.

Pemerintah AS mengusulkan untuk memberlakukan tarif tambahan setelah upaya untuk menegosiasikan solusi atas perselisihan dagang antara kedua negara gagal mencapai kesepakatan, menurut pejabat senior pemerintah pada Selasa (10/7) waktu setempat.

Padahal, AS belum lama memberlakukan tarif terhadap barang-barang China senilai US$34 miliar, yang menarik aksi balasan dari pemerintah China. Presiden Donald Trump telah memperingatkan bahwa AS pada akhirnya dapat mengenakan tarif terhadap impor China senilai lebih dari US$500 miliar.

“Pasar masih tetap sensitif terhadap tema terkait perdagangan, yang merupakan sesuatu yang harus diperhatikan investor untuk jangka panjang,” kata Yoshinori Shigemi, pakar strategi pasar global di JPMorgan Asset Management, seperti dikutip Reuters.

“Pada saat yang sama, perselisihan perdagangan dapat dengan mudah disalahkan untuk berbagai macam masalah. Tapi itu bisa menutupi faktor-faktor yang juga dapat membebani ekuitas dalam jangka panjang, seperti kebijakan moneter ketat yang dipimpin oleh Amerika Serikat.”

Saham-saham yang melemah pada awal perdagangan (pukul 09.12 WIB):

BBRI

-2,30%

BMRI

-2,71%

HMSP

-1,57%

TLKM

-1,49%

 

 

 

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper