Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Oso Sekuritas: IHSG Masih Menguat Meski Terbatas

IHSG hari ini, Rabu (11/07) diprediksi akan menguji resistance dynamic pada moving everage, Indikator MACD line golden cross dan Stochastic bergerak bullish sedangkan volume turun.
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - IHSG hari ini, Rabu (11/07) diprediksi akan menguji resistance dynamic pada moving everage, Indikator MACD line golden cross dan Stochastic bergerak bullish sedangkan volume turun.

Tim analis Oso Sekuritas menyebutkan dengan pola itu, maka IHSG diperkirakan bergerak menguat terbatas dengan
pergerakan di kisaran 5.746 - 5.942

Pada perdagangan hari Selasa (10/07), IHSG berhasil ditutup menguat 1,28% ke level 5.881,76. Sembilan dari sepuluh indeks sektoral berakhir dalam zona hijau, dimana sektor Industri Dasar dan Properti memimpin penguatan masing-masing sebesar 3,09% dan 2,27%. Adapun saham yang menjadi penggerak indeks diantaranya: SMGR, TKIM, HMSP, BBRI, BBNI

Penguatan indeks terjadi dikarenakan optimisme pelaku pasar
menantikan rilisnya data Retail sales dan Motorbike sales yang akan rilis pada 11 Juli, dimana pelaku pasar mengharapkan kedua data tersebut dapat tumbuh lebih baik seiring rilisnya data indeks kepercayaan konsumen yang juga lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Pelaku pasar asing membukukan aksi beli bersih (Netbuy)Sebesar Rp133 miliar. Nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0.26% ke level Rp14,367.

Sementara itu, indeks utama bursa AS kompak ditutup dalam
teritori positif pada perdagangan kemarin (10/07). Indeks Dow Jones berakhir menguat sebesar 0.58% ke level 24.919, S&P terangkat sebesar 0.35% ke level 2793 dan Nasdaq kembali naik sebesar 0.04% ke level 7759.

Penguatan indeks terjadi seiring dengan optimisme pelaku pasar atas pertumbuhan ekonomi global yang dirasa mampu menahan ketegangan perang dagang antara AS dan China. Adapun pada kuartal kedua tahun ini, laproan pendapatan bagi perusahaan AS hampir disemua sektor diperkirakan mampu memberikan pertumbuhan lebih dari 20% hal ini terdorong dari adanya pemotongan pajak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper