Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mulai Memantul, Mampukah Saham Semen Indonesia (SMGR) Tembus Level Rp9.000?

Dihantui kenaikan harga batu bara serta pelemahan nilai tukar rupiah, sejumlah pihak masih optimistis penjualan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. akan terkerek pada semester II/2018. Seberapa besar sentimen tersebut mendongkrak harga saham emiten berkode SMGR tersebut?
Jajaran Direksi dan Komisaris Semen Indonesia berfoto usai menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS), di Main Hall, Bursa Efek Indonesia, Senin (30/4). Bisnis/M. Nurhadi Pratomo.
Jajaran Direksi dan Komisaris Semen Indonesia berfoto usai menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS), di Main Hall, Bursa Efek Indonesia, Senin (30/4). Bisnis/M. Nurhadi Pratomo.

Bisnis.com, JAKARTA -- Dihantui kenaikan harga batu bara serta pelemahan nilai tukar rupiah, sejumlah pihak masih optimistis penjualan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. akan terkerek pada semester II/2018. Seberapa besar sentimen tersebut mendongkrak harga saham emiten berkode SMGR tersebut?

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham SMGR melesat 7,45% ke level Rp7.575 pada sesi penutupan perdagangan, Selasa (10/7). Dalam sepekan terakhir, pergerakan harga merangkak naik 12,64%. Akan tetapi, harga emiten produsen semen pelat merah itu tercatat masih negatif 23,48% sepanjang periode berjalan 2018. Total kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp44,93 triliun.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menilai, pergerakan saham SMGR terdorong oleh efisiensi yang tengah dijalankan perseroan. Hal itu akibat tren kenaikan harga batu bara secara global.

Secara teknikal, Nafan menyebut indikator MACD sudah membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, RSI sudah menunjukkan oversold.

“Saya masih merekomendasikan maintain buy dengan target harga secara bertahap di level 9.125 dan 9.750. Target harga tersebut berlaku untuk jangka panjang,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (10/7).

Menurut catatan Bisnis, SMGR menyebut penjualan domestik naik 3% secara tahunan pada Mei 2018. Tercatat, perseroan mengantongi volume penjualan 1,27 juta ton pada Mei 2017.

Pendapatan SMGR tercatat tumbuh 3,42% secara tahunan dari Rp6,39 triliun pada kuartal I/2017 menjadi Rp6,61 triliun pada kuartal I/2018. Kendati demikian, laba bersih yang dikantongi tergerus 44,87% secara tahunan menjadi Rp411,55 miliar.

Di sisi lain, analis Kresna Sekuritas Andreas Kristo Saragih, melalui riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, memberikan rekomendasi tahan untuk saham SMGR. Target harga jangka panjang dalam 12 bulan berada pada level Rp8.300.

Andreas memprediksi kenaikan harga penjualan rata-rata yang dilakukan perseroan akan meningkatkan profitabilitas. Apalagi, perseroan telah menerapkan strategi pembiayaan untuk menjaga profitabilitas.

Dalam riset berbeda, analis BCA Sekuritas Nyoman W Prabawa dan Michael Ramba memberikan rekomendasi hold untuk saham SMGR. Adapun, target harga jangka panjang diproyeksikan menembus Rp9.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper