Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Kembali Terkerek Ke US$74 Per Barel

Harga minyak kembali naik melebihi US$74 per barel atas adanya risiko penyusutan pasokan yang membayangi keinginan eksplorasi Amerika Serikat untuk menambah aktivitas pengeboran minyak.
Harga minyak naik/Ilustrasi
Harga minyak naik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kembali naik melebihi US$74 per barel atas adanya risiko penyusutan pasokan yang membayangi keinginan eksplorasi Amerika Serikat untuk menambah aktivitas pengeboran minyak.

“Perdagangan berjangka minyak di New York, Senin [9/7] naik 0,7% setelah mengalami kenaikan 1,2% pada Jumat [6/7]. Industri minyak mendapat risiko akan kemerosotan pasokan karena sejumlah perusahaan besar berfokus pada minyak serpih AS dan upaya jangka pendeknya,” ujar Amin Nasser, CEO Aramco, produsen minyak milik negara Arab Saudi, dikutip dari Bloomberg, Senin (9/7/2018).

Sementara itu, data Baker Hughes menunjukkan pengebor minyak Amerika juga menambah rig minyak untuk pertama kalinya dalam tiga pekan.

Harga minyak reli ke level tertinggi baru selama tiga tahun pada pekan lalu karena kekhawatiran akan gangguan pasokan di Kanada, Libya, dan Venezuela yang membayangi keputusan organisasi negara pengekspor minyak mentah (OPEC) dan sekutunya untuk mendorong hasil produksi minyak.

Adapun, Arab Saudi juga akan meningkatkan produksi minyak, ditekan oleh Presiden AS Donald Trump yang tidak ingin harga minyak melonjak, Iran memperingatkan bahwa harga minyak kemungkinan bisa mencapai US$100 jika pasokannya dipangkas oleh AS bersamaan dengan AS yang mendorong sekutunya agar menghentikan impor minyak dari wilayah Teluk Persia.

“Dengan kedua faktor, bullish maupun bearish, sedang bersatu dan tak memberikan arah yang jelas bagi harga minyak, para investor sedang dalam mode wait-and-see,” ujar Takayuki Nogami, Kepala Ekonom perusahaan negara Japan Oil, Gas & Metals National Corp., di Tokyo.

Sementara itu, kenaikan jumlah rig AS juga mendorong harga minyak. “Pasar minyak juga terdukung oleh kekhawatiran bahwa besaran kapasitas produksi minyak global masih sangat kecil.”

Dalam perdagangan Senin (9/7), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,30 poin atau 0,41% menjadi US$74,10 per barel, naik sebesar 22,64% selama tahun berjalan. Sebelumnya, harga minyak WTI sempat menyentuh US$74,28 per barel.

Adapun, harga minyak Brent naik 0,31 poin atau 0,40% per barel menjadi US$77,42 per barel di perdagangan London Ice Futures dan naik 15,78% secara year-to-date (ytd). Pada sesi yang sama, harga minyak Brent sempat menyentuh US$77,52 per barel.

Selain itu, pada perdagangan berjangka minyak di Shanghai International Energy Exchange, harga minyak hanya berubah sedikit ke level 495,6 yuan per barel.

“Kenaikan investasi pada hasil produksi jangka pendek tidak akan cukup untuk memenuhi kenaikan permintaan terhadap minyak mentah. Minyak lain seperti minyak serpih tidak akan menjadi gangguan berarti bagi pemenuhan pasokan global hingga 2040,” lanjut Nasser.

Komentar CEO Aramco itu serupa dengan kekhawatiran sejumlah analis yang semakin kuat. Dalam laporan bank asal Amerika Merrill Lynch, harga minyak kemungkinan bisa naik hingg US$120 per barel jika sanksi AS benar menimbulkan dampak pada ekspor dari Iran.

Laporan Sanford C. Bernstein & Co. menyebutkan, harga minyak bahkan bisa terus terkerek hingga sekitar US$150 per barel karena cadangan minyak dari sejumlah perusahaan terkemuka dunia mengalami kemerosotan hingga 30% dari rata-rata yang dicapai sejak 2000 karena kekurangan investasi.

Meskipun kekuatan dunia pada pekan lalu sepakat untuk mencarikan jalan agar Iran tetap dapat mendapat keuntungan finansial dan energi di bawah kesepakatan nuklir, mereka tidak memberikan jaminan nyata yang dicari oleh Republik Islam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper