Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaya Sukses Makmur (RISE) Targetkan Kenaikan Laba Dobel Digit

PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. menargetkan pertumbuhan laba hingga double digit pada tahun ini, setelah pada tahun lalu laba perusahaan properti itu anjlok.
Direktur PT Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna Setia (kanan), berbincang dengan Direktur Utama  PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) Dirc Richard Talumewo (kiri), dan Komisaris  Aliyah Sianne Salim di sela-sela pencatatan perdana saham PT  TCPI di Jakarta, Jumat (6/7/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur PT Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna Setia (kanan), berbincang dengan Direktur Utama PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) Dirc Richard Talumewo (kiri), dan Komisaris Aliyah Sianne Salim di sela-sela pencatatan perdana saham PT TCPI di Jakarta, Jumat (6/7/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. menargetkan pertumbuhan laba hingga double digit pada tahun ini, setelah pada tahun lalu laba perusahaan properti itu anjlok.

Direktur Utama PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. Belinda Natalia optimistis target itu dapat terealisasi mengingat perseroan memiliki berbagai produk yang kompetitif. Selain itu, kebijakan pemerintah yang memberi subsidi uang muka perumahan juga bakal mengerek laba perseroan.

"Tahun ini kami targetkan laba bisa tumbuh double digit. Kami sangat optimistis akan lebih baik dan produk kami bisa diserap pasar. Kebijakan pemerintah juga akan membantu kinerja perusahaan," kata dia di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/7/2018).

Tahun lalu, laba bersih emiten bersandi RISE ini hanya senilai Rp16,12 miliar. Angka tersebut anjlok sebesar 62,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp43,22 miliar. Padahal, dari sisi pendapatan RISE berhasil mencatatkan pertumbuhan.

Pada 2017, perseroan berhasil memperoleh pendapatan senilai Rp229,96 miliar, naik sebesar 37% dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp168,19 miliar. Aset perseroan naik sebesar 10,55% dari Rp1,61 triliun pada 2016 menjadi Rp1,78 triliun pada 2017, dan ekuitas naik 20,83% dari Rp1,2 triliun menjadi Rp1,45 triliun.

Belinda berdalih, turunnya laba pada tahun lalu lebih disebabkan karena perseroan baru saja mengoperasikan hotel baru. "Tahun lalu turun karena beban administrasi, ini biasa jika mengoperasikan hotel baru," imbuhnya.

Dia meyakini pertumbuhan bisnis properti masih menjanjikan. Hal itu dilihat dari pertumbuhan penjualan maupun indeks harga properti yang menunjukkan peningkatan, terutama indikator positif di sektor apartemen, perkantoran jual, dan perumahan.

Adapun, strategi yang disiapkan adalah dengan melakukan pengembangan usaha proyek baru yang inovatif dan berlokasi di kawasan strategis, dan fokus menyelesaikan proyek yang sedang berjalan secara tepat waktu.

Sedangkan risiko yang perlu diantisipasi menurutnya antara lain risiko pertumbuhan ekonomi, risiko perubahan peraturan pemerintah, dan risiko adanya perubahan peraturan terkait industri properti di Tanah Air.

"Kami memiliki proyek-proyek prestisius yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia dan akan terus mengembangkan proyek baru yang memiliki nilai investasi semakin meningkat di masa mendatang."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper