Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Minyak Mentah Arab Saudi Melonjak ke 10,5 Juta Bph pada Juni

Arab Saudi dikabarkan mengatakan kepada OPEC telah memompa sekitar 10,5 juta barel minyak mentah per hari (bph) bulan lalu.

Bisnis.com, JAKARTA – Arab Saudi dikabarkan mengatakan kepada OPEC telah memompa sekitar 10,5 juta barel minyak mentah per hari (bph) bulan lalu.

Menurut sumber terkait, seperti dilansir Bloomberg, hal ini dilakukan seiring upaya negara tersebut untuk membatasi kenaikan harga dengan meningkatkan produksi.

Angka output yang dicapai pada Juni itu mewakili peningkatan sekitar 500.000 barel per hari dari bulan Mei.

Negara anggota terbesar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tersebut bulan lalu berjanji akan meningkatkan produksi karena tumbuhnya kekhawatiran para konsumen dengan harga minyak mentah. Kekhawatiran ini didukung penurunan pasokan pada beberapa anggota OPEC dan sanksi baru terhadap Iran.

Janji Saudi tampaknya belum menenangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang bereaksi sengit terhadap OPEC di akun Twitter-nya pada Selasa (3/7) karena gagal mendinginkan harga.

Monopoli OPEC harus ingat bahwa harga gas naik dan mereka melakukan sedikit untuk membantu. Justru sebaliknya, mereka mendorong harga lebih tinggi saat Amerika Serikat membela banyak anggotanya untuk sangat sedikit dolar. Harus ada timbal balik. KURANGI HARGA SEKARANG!”, tulis Trump.

Saudi juga menghadapi tekanan politik yang kuat karena harga mencapai tingkat yang mengancam pertumbuhan ekonomi, dan karena sanksi Amerika terhadap ekspor minyak Iran memerlukan jumlah minyak pengganti untuk mencegah tekanan pasokan.

Bursa berjangka minyak AS melonjak melewati level US$75 per barel pada Selasa, untuk pertama kalinya sejak 2014. Namun harga kemudian tergelincir ke level US$73 pada Kamis setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan ekspansi dalam hal persediaan.

Lonjakan pasokan Arab Saudi diperkirakan akan terjadi. Sebuah survei Bloomberg menunjukkan output melonjak 330.000 barel per hari bulan lalu, kenaikan terbesar sejak 2013. Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih juga mengatakan di Wina bulan lalu bahwa negara itu sedang meningkatkan produksi.

Tekad Arab Saudi untuk meningkatkan produksi memanaskan ketegangan dengan Iran, yang akan kehilangan pelanggan saat sanksi mulai berlaku.

Iran bersikeras bahwa batas produksi yang ditetapkan OPEC pada akhir 2016 masih berlaku, dan bahwa setiap negara yang melakukan penaikan melampaui level ini merongrong kesatuan organisasi tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper