Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga MinyakTerus Naik, Trump Sewot

Harga minyak Amerika Serikat (AS) berada di kisaran level tertingginya dalam tiga tahun pada Hari Kemerdekaan AS, saat pasokan yang ketat di dalam dan luar negeri membayangi janji Arab Saudi untuk meningkatkan produksi. Presiden Donald Trump pun bereaksi sengit.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak Amerika Serikat (AS) berada di kisaran level tertingginya dalam tiga tahun pada Hari Kemerdekaan AS, saat pasokan yang ketat di dalam dan luar negeri membayangi janji Arab Saudi untuk meningkatkan produksi. Presiden Donald Trump pun bereaksi sengit.

“Monopoli OPEC harus ingat bahwa harga gas naik dan mereka melakukan sedikit untuk membantu. Justru sebaliknya, mereka mendorong harga lebih tinggi saat Amerika Serikat membela banyak anggotanya untuk sangat sedikit dolar. Harus ada timbal balik. KURANGI HARGA SEKARANG!”, tulis Trump dalam akun Twitternya, seperti dikutip CNBC.

Harga MinyakTerus Naik, Trump Sewot

Cuitan itu muncul setelah perdagangan minyak di hari libur sudah berakhir di New York. Harga minyak AS naik 0,3%, memperpanjang reli minyak mentah sebesar 15% sejak awal Juni.

Sebelumnya, para menteri energi Saudi dan Rusia menyatakan kembali kesepakatan peningkatan produksi sebesar 1 juta barel per hari yang dicapai bulan lalu di Wina, menyusul cuitan Trump selama akhir pekan bahwa ia telah menerima jaminan dari negara Timur Tengah itu mengenai peningkatan produksi.

“Bahkan jika Arab Saudi memang menyediakan banyak minyak untuk menggantikan segala kekurangan dari Iran, Libya, atau Venezuela, yang membuat pasar khawatir adalah bahwa kita akan mencapai tingkat kapasitas cadangan yang cukup rendah,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas global di TD Securities, seperti dikutip Bloomberg.

Arab Saudi menyatakan akan menggunakan kapasitas cadangannya ketika diperlukan untuk menghadapi perubahan pada tingkat pasokan dan permintaan minyak di masa mendatang, berkoordinasi dengan negara-negara produsen lainnya, menurut laporan Saudi Press Agency.

Terlepas dari upaya Trump yang sedang berlangsung untuk mendorong peningkatan produksi yang lebih agresif, Morgan Stanley pada Selasa (3/7) menaikkan proyeksinya untuk harga minyak mentah Brent menjadi US$85 per barel tahun depan.

“Sepertinya peningkatan pasokan tambahan dari produsen minyak di Teluk dan Rusia tidak akan dapat menggantikan barel yang hilang dari Libya, Iran, dan Venezuela,” kata Tamas Varga, seorang analis di PVM Oil Associates Ltd. Di London.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2018 naik 19 sen ke level US$74,33 per barel ketika perdagangan berhenti sekitar pukul 1 siang di New York Mercantile Exchange, kisaran level tertinggi dalam tiga tahun. Harga minyak WTI tidak ditutup pada perdagangan Rabu (4/7) karena libur Hari Kemerdekaan AS.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman September 2018 naik 48 sen ke US$78,24 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$6,28 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Suplai Menyusut

Sementara itu, American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan penurunan persediaan minyak mentah sebesar 4,51 juta barel pekan lalu, sedangkan pasokan di Cushing, Oklahoma, menyusut 2,6 juta barel.

Harga MinyakTerus Naik, Trump Sewot

Ini akan menjadi penurunan ketujuh berturut-turut pada pusat penyimpanan tersebut jika data Energy Information Administration (EIA) mengonfirmasikannya pada Kamis (5/7) waktu setempat. Sebuah survei Bloomberg memprediksi penurunan sebesar 5 juta barel dalam hal stok nasional.

Selain gangguan pasokan global, meningkatnya permintaan juga membantu mendorong harga.

“Pengilangan akan semakin kuat, dan kita terus melihat penurunan persedian yang cukup kuat, itu menunjukkan bahwa ketika kita bergerak maju, pasar ini akan menjadi kurang mendapat pasokan dari yang kita kira,” tambah Melek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper