Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekanan Trump Bikin Ketar-ketir, Harga Minyak Melemah

Harga minyak mentah dunia melemah pada akhir perdagangan Senin (2/7/2018), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi tekanan bagi Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak. Hal ini mencemaskan para pedagang tentang bagaimana pengaruhnya terhadap kapasitas cadangan di masa depan.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia melemah pada akhir perdagangan Senin (2/7/2018), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi tekanan bagi Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak. Hal ini mencemaskan para pedagang tentang bagaimana pengaruhnya terhadap kapasitas cadangan di masa depan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2018 turun 21 sen dan berakhir di level US$73,94 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman September 2018 melemah US$1,93 dan berakhir di US$77,30 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$5,68 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Mampu mencatat reli pekan lalu, bursa minyak melemah masing-masing di London dan New York setelah Trump selama akhir pekan mencuit bahwa Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz telah setuju untuk meningkatkan produksi menuju kapasitas maksimum kerajaan tersebut.

Hal ini dilakukan dalam sebagai dorongan yang dirancang untuk mengatasi penurunan pasokan mulai dari Kanada hingga Libya.

Menyusul cuitan Trump, pihak Gedung Putih pada Sabtu (30/6/2018) menyatakan Raja Salman bin Abdulaziz menegaskan bahwa Arab Saudi memiliki kapasitas produksi cadangan sebesar 2 juta barel per hari yang akan digunakan secara hati-hati jika dan ketika diperlukan untuk memastikan keseimbangan dan stabilitas pasar.

Kerajaan juga disebut berkoordinasi dengan mitra-mitra produsennya, untuk menanggapi segala kemungkinan.

Pernyataan Gedung Putih sejalan dengan Saudi Press Agency yang menyebutkan bahwa Raja Salman dan Trump, dalam pembicaran mereka via telepon pada Sabtu, membahas upaya oleh negara-negara penghasil minyak untuk mengompensasi potensi kekurangan dalam pasokan minyak.

“Komoditas telah menjadi sangat terpolitisasi saat ini, melampaui dinamika penawaran-permintaan,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC. “Tekanan Trump terhadap Arab Saudi membuat pasar gelisah tidak akan memiliki kapasitas cadangan, dan/atau Saudi berpotensi merugikan ladang minyak dan tingkat produksinya.”

Sementara itu, Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh mengatakan setiap peningkatan produksi di atas batas yang disetujui oleh OPEC akan melanggar kesepakatan itu, menurut surat yang dikirimnya kepada Presiden OPEC Suhail Al Mazrouei dan didistribusikan oleh kantor berita Kementerian Perminyakan Iran Shana.

Harga Brent turun lebih besar dibandingkan dengan WTI karena peningkatan produksi OPEC umumnya mempengaruhi patokan internasional lebih lanjut, menurut Phil Flynn, analis pasar senior untuk Price Futures Group Inc.

“Ada banyak kekhawatiran tentang cuitannya [Trump],” kata Flynn. “Namun, ada keraguan yang tersisa tentang kemampuan Arab Saudi untuk meningkatkan produksi pada tingkat itu.”

Harga minyak mentah acuan AS reli lebih dari 10% pada Juni di tengah pengetatan tingkat persediaan dan pembatasan pasokan global yang meningkatkan permintaan untuk produksi dalam negeri.

Hal ini terlepas dari janji OPEC untuk meningkatkan tingkat pasokan, dengan ekspor minyak mentah Arab Saudi telah melonjak ke level tertinggi dalam 15 bulan pada bulan Juni.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper