Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Kian Terpuruk AKibat Penguatan Dolar AS

Harga emas semakin tenggelam. Logam mulia itu tengah menuju nilai terendahnya sepanjang tahun seiring dengan pemberlakuan tarif dagang antara AS dan China semakin dekat, ditambah dengan kenaikan suku bunga Amerika Serikat dari Federal Reserve yang akan mendorong penguatan dolar AS.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas semakin tenggelam. Logam mulia itu tengah menuju nilai terendahnya sepanjang tahun seiring dengan pemberlakuan tarif dagang antara AS dan China semakin dekat, ditambah dengan kenaikan suku bunga Amerika Serikat dari Federal Reserve yang akan mendorong penguatan dolar AS.

“Harga emas terus tenggelam, dengan dolar AS yang semakin kuat semakin membuat emas karam. Sentimen yang goyah terhadap perang dagang AS dan China terus membuat dolar AS semakin kuat, dan akan terus berlanjut seiring dengan pemberlakuan tarif pada 6 Juli semakin dekat,” ujar Jingyi Pan, ahli strategi IG Asia Pte., dikutip dari Bloomberg, Selasa (3/7).

Pada perdagangan Selasa (3/7) pukul 12.00, harga emas spot tercatat melemah 2,68 poin atau 0,22% menjadi US$1.239,36 per troy ounce, dan turun 4,87% selama tahun berjalan. Pada sesi yang sama harga emas spot sempat menyentuh US$1.238,06 per troy ounce.

Adapun, harga emas Comex berada pada posisi US$1.240,50 per troy ounce, turun 1,2 poin atau 0,10% dari penutupan sesi sebelumnya, dan merosot 5,25% secara year-to-date (ytd). Penutupan dengan kisaran harga tersebut akan tercatat sebagai harga terendah sejak Juli 2017.

Emas sedang mengalami pergerakan harga yang buruk, tercatat mengalami penurunan selama tiga bulan berturut pada Juni, karena meningkatnya tensi perang dagang sehingga membuat permintaan pada dolar AS untuk dijadikan sebagai aset terus melonjak.

Presiden AS Donald Trump terus maju dengan tarif pada barang konsumsi China sebesar US$34 miliar yang akan mulai berlaku pada Jumat (6/7), dengan ancaman tambahan tarif senilai miliaran dolar AS apabila China memberikan perlawanan.

Investor juga tengah mengawasi minute pertemuan The Fed Juni, saat para pembuat kebijakan menaikkan biaya pinjaman untuk kedua kalinya pada tahun ini.

“Kami melihat banyak kekuatan yang ada di sekitar dolar AS akan mendorong penguatannya, seperti adanya penguatan perekonomian AS dan kami melihat akan adanya lanjutan kenaikan suku bunga. Jadi, kami belum bisa bersemangat tentang emas,” ungkap Justin Smirk, analis Westpac Banking Corp.

Logam mulia lainnya di perdagangan spot juga kompak mengalami penurunan. Perak diperdagangkan dengan harga US$15,82 per troy ounce, turun tipis 0,03 poin atau 0,19% dari penutupan perdagangan hari sebelumnya dan turun 6,59% sepanjang tahun. Nilai tersebut tercatat sebagai titik terendah sejak 13 Desember 2017.

Selanjutnya, platinum anjlok 7,06 poin atau 0,86% pada harga US$810,78 per troy ounce dan turun 12,65% selama tahun berjalan, terendah sejak Desember 2008. Paladium turun 4,96 poin atau 0,52% menjadi US$943,29 per troy ounce.

Penjualan logam, yang biasa digunakan sebgai bahan dalam pembuatan alat elektronik dan dapat mengurangi emisi berbahaya dari kendaraan diesel, telah mengalami peningkatan di tengah kekhawatiran bahwa permintaan industrial akan tertekan karena tensi perdagangan yang meningkat dan pada keputusan Trump untuk menjatuhkan tarif impor sebesar 25% pada mobil dan onderdil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper