Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SRTG Tuntaskan Buyback Saham, Gelontorkan Dana Rp3,31 Miliar

Saratoga Investama Sedaya (SRTG) telah menuntaskan pembelian kembali (buyback) sebanyak 951.800 saham. Aksi buyback itu dilakukan sejak 26 April 2017 hingga berakhir pada 25 Juni tahun ini.
Presiden Komisaris PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Edwin Soeryadjaya (kedua kanan), Presiden Direktur Michael W. P Soeryadjaya (kiri), Direktur Keuangan Lany Djuwita (kedua kiri) dan Direktur Andi Esfandiari, berbincang di sela-sela RUPST dan RUPSLB Saratoga, di Jakarta, Selasa (26/6/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Presiden Komisaris PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Edwin Soeryadjaya (kedua kanan), Presiden Direktur Michael W. P Soeryadjaya (kiri), Direktur Keuangan Lany Djuwita (kedua kiri) dan Direktur Andi Esfandiari, berbincang di sela-sela RUPST dan RUPSLB Saratoga, di Jakarta, Selasa (26/6/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. telah menuntaskan pembelian kembali (buyback) sebanyak 951.800 saham. Aksi buyback itu dilakukan sejak 26 April 2017 hingga berakhir pada 25 Juni tahun ini.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (3/7/2018), emiten bersandi SRTG ini melakukan pembelian kembali saham sebanyak 951.800 saham dengan harga rata-rata senilai Rp3.481,8 per saham.

Adapun total dana yang telah digunakan untuk membeli kembali saham perseroan tersebut termasuk biaya transaksi adalah senilai Rp3,31 miliar.

Secara total, persentase jumlah nominal saham yang dibeli dari seluruh jumlah nominal saham yang akan dibeli sesuai RUPS adalah sebesar 4,75%.

Pada tahun lalu, laba tahun berjalan perseroan juga merosot hingga 45,5% dari Rp5,7 triliun pada 2016 menjadi Rp3,1 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh anjloknya keuntungan perseroan, terutama yang bersumber dari investasi pada efek ekuitas.

Sepanjang tahun lalu, keuntungan bersih atas investasi pada efek ekuitas hanya mencapai Rp2,29 triliun, anjlok hingga 63,84% dibandingkan keuntungan yang diraih pada tahun sebelumnya yakni senilai Rp6,34 triliun.

Sementara itu, jumlah penghasilan komprehensif lain pada 2017 mencapai Rp51,91 miliar, anjlok sebesar 86,49% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp384,41 miliar, dan jumlah penghasilan komprehensif tahun berjalan turun 48,08% dari Rp6,08 triliun menjadi Rp3,16 triliun.

Namun demikian, nilai aset perseroan per akhir tahun lalu mencatatkan kenaikan sebesar 5,9% menjadi Rp26,62 triliun. Adapun pada 2016 nilai aset perusahaan tersebut tercatat Rp25,14 triliun.

Jumlah liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu mencapai Rp4,34 triloiun, turun sebesar 24,83% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat mencapai Rp5,77 triliun. Adapun jumlah ekuitas meningkat sebesar 15,08% dari Rp19,36 triliun menjadi Rp22,28 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper