Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emisi Obligasi, PP Properti (PPRO) Kantongi Dana Rp665,5 Miliar

Emiten properti PT PP Properti Tbk. sudah mengantongi Rp665,5 miliar dari proses emisi Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap I Tahun 2018 dari target Rp1 triliun, tetapi masih membuka kesempatan bagi investor untuk melakukan pemesanan obligasi perseroan hingga 3 Juli 2018 mendatang.
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan PP Properti di Jakarta, Sabtu (3/6)./JIBI-Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan PP Properti di Jakarta, Sabtu (3/6)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT PP Properti Tbk. sudah mengantongi Rp665,5 miliar dari proses emisi Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap I Tahun 2018 dari target Rp1 triliun, tetapi masih membuka kesempatan bagi investor untuk melakukan pemesanan obligasi perseroan hingga 3 Juli 2018 mendatang.

Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti, mengatakan bahwa dari proses penawaran awal atau bookbuilding obligasi perseoran yang digelar sebelum Lebaran, perseroan sudah mengantongi pemesanan Rp665,5 miliar.

Namun, mengingat target perseroan dari emisi tahap pertama ini adalah senilai Rp1 triliun dan banyak waktu pemasaran yang terpotong karena libur Lebaran, perseroan masih membuka kesempatan kepada penjamin emisi untuk menjual sisa target emisi senilai Rp334,5 miliar.

“Yang sudah terjual itu Rp665,5 miliar dengan full commitment, itu sudah pasti kami kantongi. Teman-teman sekarang masih ada kesempatan sampai tanggal 3 Juli untuk best effort mengejar target sisanya,” katanya, Jumat (29/6/2018).

Adapun, dana senilai Rp665,5 miliar dari hasil penawaran umum tersebut terdiri atas Seri A senilai Rp523 miliar dengan tenor 3 tahun dan kupon 9%, serta Seri B senilai Rp142,5 miliar untuk tenor 5 tahun dan kupon 9,25%.

Indaryanto mengatakan, meskipun sisa target Rp334,5 miliar tidak terjual, dana senilai Rp665,5 miliar pun sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perseroan tahun ini. Namun, perseroan tetap membuka penjualan hingga masa penawaran umum berakhir, yakni 2-3 Juli 2018.

Lagi pula, obligasi ini merupakan obligasi berkelanjutan dengan target dana total Rp2 triliun, sehingga perseroan masih bisa mengemisikan sisanya sewaktu-waktu bila membutuhkan dana.

Di sisi lain, emiten dengan kode saham PPRO ini juga masih memiliki sisa plafon medium term notes (MTN) senilai Rp200 miliar yang masih bisa diterbitkan tahun ini. Indaryanto mengatakan, direksi mengantongi izin dari komisaris untuk menebitkan obligasi senilai Rp1 triliun dan MTN senilai Rp1 triliun tahun ini. Namun, perseroan baru mengajukan mandat pemeringkatan kepada lembaga pemeringkat untuk Rp1 triliun obligasi dan Rp600 miliar MTN. Perseroan sudah menerbitkan MTN Rp400 miliar, sehingga tersisa Rp200 miliar yang siap diterbitkan.

Terkait obligasi berkelanjutan tahap pertama ini, penjatahan akan dilakukan pada 4 Juli 2018 dan distribusi secara elektronik pada 6 Juli 2018. Obligasi ini akan dicatat di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2018.

Obligasi ini mengantongi peringkat BBB+(idn) dari lembaga pemeringkat Fitch Ratings Indonesia. Sebesar 45% dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk pembayaran sebagian cicilan investasi tahun sebelumnya dan mengganti kas perseroan untuk pembelian lahan.

Selain itu, 15% digunakan untuk investasi pengembangan usaha, 15% untuk pembayaran pokok utang atau refinancing, dan 25% untuk modal kerja perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper