Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Menguat, Imbas Turunnya Pasokan di AS

Harga minyak mentah menguat setelah laporan industri dikabarkan menunjukkan penurunan terbesar dalam cadangan minyak mentah AS sejak September 2016.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat setelah laporan industri dikabarkan menunjukkan penurunan terbesar dalam cadangan minyak mentah AS sejak September 2016.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus diperdagangkan pada US$70,68 per barel pada pukul 16.59 waktu AS. setelah ditutup di US$70,53 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 20% di atas rata-rata 100 hari.

Sementara itu, minyak Brent berjangka untuk kontrak Agustus naik US$1,58 dan dituutp di posisi US$76,31 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Brent diperdagangkan dengan premi US$5,78 dengan WTI.

WTI menguat setelah American Petroleum Institute melaporkan stok minyak mentah AS turun 9,23 juta barel pekan lalu. Angka ini akan menjadi penurunan terbesar sejak September 2016 jika Energy Information Administration menegaskan dalam laporannya hari Rabu.

Sementara itu, pemadaman di kilang di Kanada, dikombinasikan dengan ketegangan di Libya dan tekanan AS pada sekutu untuk memangkas Iran pada bulan November mendorong harga lebih tinggi selama sesi perdagangan Selasa.

"Itu tentu berita yang sangat bullish," kata James Williams dari WTRG Economics, seperti dikutip Bloomberg.

Di sisi lain, Arab Saudi dikatakan berencana untuk memompa minyak mentah dalam rekor tertingginya pada bulan Juli, menyebabkan harga turun sesaat.

"Bahkan jika Arab Saudi sedang meningkat, ada cukup kekhawatiran di pasar tentang penghentian produksi, apakah itu di Kanada, Libya, yang menahan harga," kata Rob Haworth di US Wealth Management AS di Seattle.

"Ini adalah pasar yang masih memiliki bias bullish,” lanjutnya.

Di Libya, pasukan yang setia kepada Khalifa Haftar, seorang komandan di kawasan timur negara, menyerahkan pelabuhan dengan kapasitas ekspor gabungan 800.000 barel per hari kepada National Oil Corp. di Benghazi, sebuah kota di timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper