Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Arab & Rusia Siap Tingkatkan Pasokan, Brent Terpeleset

Harga minyak mentah jatuh setelah Arab Saudi dan Rusia mengisyaratkan bahwa peningkatan produksi oleh OPEC dan negara-negara sekutu akan lebih besar dari perkiraan.
Minyak Brent melemah.//Reuters
Minyak Brent melemah.//Reuters

Bisnis.com, JAKARTA– Harga minyak mentah jatuh setelah Arab Saudi dan Rusia mengisyaratkan bahwa peningkatan produksi oleh OPEC dan negara-negara sekutu akan lebih besar dari perkiraan.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus merosot 1,1% atau 82 sen ke level US$74,73 per barel di bursa ICE Futures Europe.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus turun 50 sen untuk mengakhiri sesi di US$68,08 di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 31% di atas rata-rata perdagangan 100 hari terakhir.

Premi Brent dengan WTI untuk bulan yang sama menyusut menjadi US$6,65 per barel dari lebih dari US$10 pekan lalu.

Dilansir Bloomberg, dua eksportir minyak mentah terbesar dunia mengindikasikan bahwa kesepakatan OPEC pekan lalu akan menambah produksi sebesar 1 juta barel harian, lebih dari angka 700.000 barel yang disepakati oleh beberapa anggota OPEC.

Sementara itu, minyak mentah AS berjangka untuk pengiriman cepat turun lebih rendah dari kontrak lainnya di tengah kekhawatiran pengetatan pasokan di kompleks penyimpanan utama AS di Cushing, Oklahoma.

"Ini benar-benar hanya volume dari OPEC yang datang memberikan tekanan ke pasar", kata Michael Loewen, ahli strategi komoditas di Scotiabank, seperti dikutip Bloomberg.

Menyusul kesepakatan OPEC dengan sekutu untuk meningkatkan pasokan, raksasa minyak negara Arab Saudi berjanji untuk memenuhi semua permintaan pelanggan minyak mentahnya, menurut Chief Executive Officer Saudi Aramco, Amin Nasser.

Nasser mengatakan bahwa eksportir terbesar dunia, yang secara resmi dikenal sebagai Arab Saudi Oil Co, memompa 10 juta barel per hari dan memiliki kapasitas untuk memproduksi 2 juta barel lebih banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper