Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalbe Farma (KLBF) Terkerek Penjualan Minuman Kesehatan & Suplemen

PT Kalbe Farma Tbk. optimistis penjualan perseroan pada kuartal II/2018 terdongkrak oleh peningkatan daya beli masyarakat selama periode Ramadan dan Lebaran 2018.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan paparan saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Selasa (15/5/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan paparan saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Selasa (15/5/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA— PT Kalbe Farma Tbk. optimistis penjualan perseroan pada kuartal II/2018 terdongkrak oleh peningkatan daya beli masyarakat selama periode Ramadan dan Lebaran 2018.

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengharapkan adanya peningkatan daya beli masyarakat selama periode Ramadan dan Lebaran tahun ini. Pihaknya menyatakan optimistis penjualan akan meningkat dibandingkan dengan periode 2017.

Vidjongtius mengatakan tren konsumsi produk kesehatan meningkat selama periode Ramadan dan Lebaran. Apalagi, emiten berkode saham KLBF itu terus melakukan penetrasi pasar dan distribusi.

“Optimistis masa lebaran ini berdampak positif. [Kenaikan penjualan] biasanya minuman kesehatan dan suplemen,” jelasnya kepada Bisnis.com.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2018, Kalbe Farma membukukan pendapatan Rp5,01 triliun. Pencapaian tersebut hanya tumbuh 2,38% secara tahunan Rp4,89 triliun.

Kendati demikian, beban pokok penjualan KLBF naik lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan. Tercatat, beban pokok penjualan naik 3,98% secara tahunan menjadi Rp2,58 triliun miliar pada kuartal I/2018.

Dari situ, KLBF meraup laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp589,43 miliar. Jumlah itu hanya naik 0,20% dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp588,25 miliar.

Bernadus Karmin Winata, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma sebelumnya mengatakan pertumbuhan penjualan pada kuartal I/2018 didukung oleh meningkatnya volume penjualan pada sebagian divisi usaha. Akan tetapi, pertumbuhan segmen produk kesehatan yang masih relatif stagnan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper