Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Negara OPEC Bersuara Jelang Pertemuan Wina, WTI Menguat

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) berhasil rebound sekaligus membukukan kenaikan terbesar dalam lebih dari sepekan pada akhir perdagangan Rabu (20/6/2018), saat sejumlah menteri negara-negara OPEC berupaya memulihkan ketidakpastian seputar wacana pembatasan produksi.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) berhasil rebound sekaligus membukukan kenaikan terbesar dalam lebih dari sepekan pada akhir perdagangan Rabu (20/6/2018) Kenaikan terjadi saat sejumlah menteri negara-negara OPEC berupaya memulihkan ketidakpastian seputar wacana pembatasan produksi.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli 2018 menguat US$1,15 dan berakhir di level US$66,22 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini menjadi kenaikan terbesar yang dibukukan dalam satu hari sejak 7 Juni. Adapun harga kontrak yang lebih aktif untuk Agustus berakhir menguat 81 sen di level US$65,71.

Di sisi lain, harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus turun 34 sen dan berakhir di US$74,74 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$9,03 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Menteri Energi Arab Saudi, Khalid Al-Falih dan mitranya dari Iran, Bijan Namdar Zanganeh, mengindikasikan kekuatan perminyakan semakin mendekati kesepakatan tentang nasib pembatasan suplai demi mengatasi kelebihan minyak global serta mengangkat harga minyak.

“Pasar [minyak] terus maju mundur seputar ketidakpastian atas apa yang produsen benar-benar akan lakukan pada pertemuan pekan ini,” kata Gene McGillian, seorang manajer riset pasar di Tradition Energy, Connecticut, seperti dikutip Bloomberg.

Di Wina, Al-Falih mengatakan kepada wartawan bahwa akan ada kesepakatan setelah kelompok tersebut bertemu pada 22 Juni. Zanganeh juga mengungkapkan optimisme atas pencapaian kesepakatan, sebuah pernyataan yang tidak terdengar sebelumnya.

Harga minyak WTI turut ditopang kekuatan laporan pemerintah AS yang menunjukkan penurunan dalam jumlah persediaan minyak mentah AS pekan lalu, yang mencapai lebih dari dua kali lipat perkiraan rata-rata dari 12 analis dalam survei Bloomberg.

Di AS, jumlah stok minyak mentah turun 5,91 juta barel pekan lalu, sedangkan persediaan bensin naik 3,28 juta barel, menurut data Energy Information Administration (EIA) yang dirilis pada Rabu waktu setempat.

Tingkat pemanfaatan kilang nasional secara historis tinggi, di atas rata-rata tahun 2013-2017. Penyuling memproduksi banyak bensin dan pertanyaannya tetap apakah permintaan pada musim panas akan cukup kuat untuk mengurangi tingkat suplai.

“Laporan itu sedikit mixed, penurunan lebih kuat dalam persediaan minyak yang diimbangi sedikit peningkatan mengejutkan dalam persediaan bensin,” kata Rob Thummel, managing director di Tortoise. “Banyak data ini memainkan sentimen untuk apa pun yang keluar dari OPEC saat ini maupun pertemuan yang akan datang.” tambahnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper