Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang AS-China Menegang, Bursa Eropa Terpukul

Pelemahan bursa saham Eropa berlanjut pada akhir perdagangan Selasa (19/6/2018), terbebani saham otomotif, pertambangan, dan teknologi, di tengah meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Bursa Eropa melemah/Reuters
Bursa Eropa melemah/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan bursa saham Eropa berlanjut pada akhir perdagangan Selasa (19/6/2018), terbebani saham otomotif, pertambangan, dan teknologi, di tengah meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Indeks saham acuan di kawasan Eropa, Stoxx 600, melemah untuk sesi perdagangan hari ketiga berturut-turut, dengan penurunan sebesar 0,7%, setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif impor 10% terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar.

Dilansir dari Reuters, langkah terbaru Trump ini menyusul keputusan pemerintah China untuk menaikkan tarif terhadap barang-barang AS senilai US$50 miliar.

“Untuk saat ini kita berbicara tentang AS dan China, bukan Eropa secara langsung, tetapi tentu saja secara keseluruhan menurun karena perdagangan global mengintegrasikan semuanya,” kata Britta Weidenbach, head of European equities di DWS.

Performa Stoxx 600 sempat sedikit pulih setelah Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mencapai kesepakatan mengenai anggaran zona Eropa.

Saham bank-bank Italia, yang membukukan kenaikan 1%, mendapat dukungan lebih lanjut setelah supervisor European Central Bank (ECB) menyatakan bank sentral tersebut dapat mengadopsi pendekatan yang lebih lunak dalam mendesak bank-bank untuk mengurangi kredit macet.

Sementara itu, indeks DAX Jerman, yang dihuni sejumlah produsen mobil yang secara eksplisit ditargetkan oleh Trump dalam retorika tarifnya, mencatat penurunan terbesar, yakni 1,2%. Saham BMW, Daimler, dan Volkswagen turun 0,8% hingga 2,4 persen.

Adapun sektor otomotif pada Stoxx 600 mencapai level terendah dalam tujuh bulan.

“Sektor otomotif adalah salah satu sektor utama yang berpotensi terkena dampak tarif impor,” lanjut Weidenbach, menambahkan bahwa dampak pada produsen-produsen mobil Jerman yang berbeda dapat bergantung pada seberapa banyak produksi mereka yang berbasis di AS.

Perusahaan-perusahaan Eropa pada umumnya lebih terekspos terhadap ekonomi global dibandingkan dengan perusahaan AS, sehingga menjadikan mereka lebih rentan terhadap negara-negara yang mengenakan tarif lebih tinggi atas barang-barang.

Sekitar 18% pendapatan perusahaan Eropa berasal dari Amerika Utara dan 9% dari China, sedangkan 32% berasal dari emerging markets.

Di lain pihak, perusahaan-perusahaan AS hanya mendapatkan 4% pendapatan mereka dari China dan 10% dari Eropa, menurut Morgan Stanley.

Saham perusahaan pakaian olahraga multinasional Adidas yang turun 2,5%, akibat kekhawatiran akan berakhirnya akses tak terbatas ke pasar global, juga membebani saham perusahaan barang mewah seperti Kering, Hermes, dan LVMH.

Kinerja konglomerat industri Siemens adalah salah satu penekan terbesar terhadap STOXX, bersama dengan produsen pesawat asal Prancis Airbus.

Saham pertambangan turun 2,4%, mengikuti penurunan harga tembaga London di tengah ketegangan perdagangan yang meningkat.

Aksi jual juga melanda saham teknologi karena investor melepaskan sektor-sektor yang telah memimpin reli ekuitas yang kuat. Sektor teknologi turun 1,4%, setelah mencapai level tertinggi 17 tahun baru-baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper