Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Penaikan Produksi Melemah, Harga Brent Naik

Minyak mentah Brent nyaris menghapus kerugian sebelumnya karena OPEC dilaporkan akan membahas peningkatan produksi yang lebih kecil dari perkiraan.
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger

Bisnis.com, JAKARTA -- Minyak mentah Brent nyaris menghapus kerugian sebelumnya karena OPEC dilaporkan akan membahas peningkatan produksi yang lebih kecil dari perkiraan.

Harga Brent berjangka naik 1,2% di London setelah sebelumnya turun 1,4%. Anggota OPEC sedang mempertimbangkan perjanjian kompromistis yang akan melihat peningkatan produksi minyak sebanyak 300.000 -- 600.000 barel per hari selama beberapa bulan ke depan, menurut sumber yang mendapat penjelasan tentang perundingan. Level itu, jika disetujui, akan lebih kecil dari peningkatan 1,5 juta barel yang diusulkan Rusia.

Minyak mentah telah jatuh sejak akhir Mei setelah Arab Saudi dan Rusia melayangkan rencana menanggalkan pengereman produksi yang telah mengurangi surplus global. Iran, Venezuela, dan Irak telah menolak langkah itu menjelang pertemuan puncak antara OPEC dan sekutunya akhir pekan ini di Wina. Mengingat keputusan kelompok harus bulat, rapat tersebut akan menjadi salah satu tahun yang paling memusingkan.

"Orang-orang mungkin mengkhawatirkan 1,5 juta barel per hari, dan sekarang pembicaraannya adalah 300.000 hingga 600.000 barel per hari," kata Kepala Analis minyak di DNB ASA Torbjorn Kjus. Dia memperkirakan pertemuan itu sulit mencapai kesepakatan.

Mengutip Bloomberg, Brent berjangka untuk pengiriman Agustus naik 85 sen di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London, dan naik 61 sen menjadi US$74,05 per barel pada pukul 10:31 waktu setempat. Minyak mentah patokan global diperdagangkan pada US$9,47 premium di West Texas Intermediate untuk bulan yang sama.

Harga minyak mentah WTI untuk pengiriman Juli turun 30 sen menjadi US$64,76 per barel di New York Mercantile Exchange, memangkas kerugian sebelumnya sebesar US$1,47. Total volume yang diperdagangkan sekitar 47% di atas rata-rata 100 hari.

Iran, produsen terbesar ketiga di OPEC, menentang peningkatan produksi. Namun, menurut sumber yang mengetahui pembahasan itu, pejabat dari sejumlah negara optimistis kesepakatan dapat dicapai untuk kenaikan moderat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper