Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Anggota OPEC Siap Veto Usulan Kenaikan Produksi Arab Saudi

Iran mengatakan Venezuela dan Irak akan bergabung bersama untuk menghalangi usulan peningkatan produksi minyak yang dikepalai oleh Arab Saudi dan Rusia dalam pertemuan OPEC di Wina pekan ini.
Tiga anggota OPEC siap veto usulan kenaikan produksi oleh Arab Saudi./.
Tiga anggota OPEC siap veto usulan kenaikan produksi oleh Arab Saudi./.

Bisnis.com, JAKARTA — Iran mengatakan Venezuela dan Irak akan bergabung bersama untuk menghalangi usulan peningkatan produksi minyak yang dikepalai oleh Arab Saudi dan Rusia dalam pertemuan OPEC di Wina pekan ini.

"Tiga pendiri organisasi negara pengekspor minyak [OPEC] akan mengehentikannya. Jika Kerajaan Arab Saudi dan Rusia mau meningkatkan produksi, harus mendapat kesepakatan dari seluruh pihak, jika keduanya ingin beraksi sendiri maka mereka sama saja melanggar kerja sama," ujar perwakilan OPEC dari Iran Hossein Kazempour Ardebili, dikutip dari Bloomberg, Senin (18/6/2018).

Komentar Iran tersebut menunjukkan bahwa anggota OPEC siap melawan pada pertemuan di Wina untuk mendiskusikan usulan untuk menghentikan pemangkasan hasil produksi minyak global.

Pakta bersejarah dari 24 negara tersebut telah berhasil menyeimbangkan pasar minyak dan membuat harga minyak melonjak dan kedua produsen besar tersebut ingin sedikit menambah produksi kuota minyak secepatnya sekiranya bulan depan.

Sementara Arab Saudi dan Rusia memompa dengan jumlah di bawah kapasitas, sejumlah negara anggota OPEC termasuk Iran dan Venezuela justru harus berjuang mengeluarkan hasil produksinya meskipun kuotanya sudah ditambah.

Menteri Enegeri Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa OPEC dan sekutunya mempertimbangkan untuk meningkatkan produksi sebanyak 1,5 juta barel per hari. Jumlah tersebut diharapkan dapat mengimbangi kesenjangan pasokan dari Venezuela dan Iran diprediksi oleh Agen Energi Internesional (IEA).

Arab Saudi sendiri telah mendiskusikan skenario lain yang akan meningkatkan produksi antara 500.000 hingga 1 juta barel per hari.

OPEC juga menghadapi tekanan dari luar. Presiden Amerika Serikat Donald Trump melanjutkan kritiknya pada OPEC lewat akun twitternya. Khawatir tentang dampak dari harga minyak pada pertengahan pemilihan, pemerintahan Trump telah melakukan lobby yang cukup sengit agar OPEC mau meningkatkan produksi.

"Kami memanggil saudara kami di OPEC dan Rusia bahwa kami tidak perlu menenangkan Trump, yang menjatuhkan sanksi pada dua negara pendiri OPEC dan juga Rusia," ujar Kazempour Ardebili.

Kami negara-negara berdaulat terdorong oleh tanggung jawab dan nilai kami. Seluruh dunia harus bertahan melawan sikap arogan tersebut, dan akan melawan," lanjutnya.

IEA mengungkapkan bahwa sanksi AS akan berkontribusi pada potensi kemerosotan produksi Iran dan Venezuela hingga 30% pada tahun depan dan membutuhkan tambahan pasokan dari anggota Gulf.

"Pasokan di pasar dalam jumlah yang bagus, dan OPEC harus mematuhi keputusannya untuk mengakhiri kesepakatan tersebut pada akhir tahun ini. Saya yakin anggota OPEC yang lain akan merasa dan melakukan hal yang sama dengan kami."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper