Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Mulai Kebal Terhadap Isu Perang Dagang

Ketakutan investor dan kalangan pasar modal terhadap isu perdagangan global yang menekan bursa Amerika Serikat selama beberapa bulan terakhir dinilai mulai mereda.
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri
Bursa AS Wall Street/Reuters-Carlo Allegri

Bisnis.com, JAKARTA— Ketakutan investor dan kalangan pasar modal terhadap isu perdagangan global yang menekan bursa Amerika Serikat selama beberapa bulan terakhir dinilai mulai mereda.

“Pasar mulai dapat mengatasi sentimen perang tarif,” ujar Chuck Carlson, Chief Executive Office Horizon Investment Services, dikutip melalui Reuters, Sabtu (16/6/2018).

Para analis di Amerika Serikat (AS) meyakini ketakutan para investor mulai memudar. Pasalnya, di tengah tensi perang dagang yang memuncak, sejumlah indeks acuan pasar modal Paman Sam hanya mengalami koreksi terbatas.

Berdasarkan data Bloomberg, Indeks S&P 500 terkoreksi 2,83 poin atau 0,10% ke level 2.779,566 pada sesi penutupan perdagangan, Jumat (15/6/2018) waktu setempat. Pelemahan disusul oleh Indeks Dow Jones Industrial Average yang ditutup melemah 84,83 poin atau 0,34% ke level 25.090,48.

Sementara itu, Indeks Nasdaq Komposit terkoreksi 14,66 poin atau 0,19% menuju level 7.746,38.

Peter Tuz, President of Chase Investment Counsel menyebut isu perang dagang sebagai “cry-wolf syndrome”.

“Saya pikir orang mencemaskan perang tarif serta ketidapkastian global. Akan tetapi, mereka mulai berpikir bahwa ini merupakan cara negosisasi,” jelasnya.

Reuters mencatat, pada 1 Maret 2018, Indeks S & P 500 terkoreksi 1,3% saat Trump mengumumkan tarif besar untuk impor alumunium dan baja. Langkah itu untuk melindungi produsen di Amerika Serikat.

Kemudian, Indeks S&P 500 kembali tergerus 2,1% saat tensi perang dagang antara AS dan China meningkat, Maret 2018. Padahal, sejauh ini Trump baru mengeksekusi kenaikan tarif 25% untuk baja dan 10% untuk alumunium yang diimpor dari China, Uni Eropa, serta negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper