Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Baja China Tembus Rekor Saat Gencarnya Kampanye Polusi Asap

Produksi baja China mencapai rekor pada Mei 2018 akibat sejumlah pabrikan menggenjot produksi dengan proyeksi kapasitas terpasang penuh hingga akhir 2018.
Industri baja/Bisnis.com
Industri baja/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA— Produksi baja China mencapai rekor pada Mei 2018 akibat sejumlah pabrikan menggenjot produksi dengan proyeksi kapasitas terpasang penuh hingga akhir 2018.

Peningkatan produksi terjadi meskipun pemerintahan Negeri Panda tengah membatasi produksi di area utama. Langkah itu sebagai bagian upaya untuk memerangi polusi dan tantangan kelebihan kapasitas produsen baja di China.

China tercatat memroduksi 81,13 juta ton baja mentah pada Mei 2018. Jumlah itu naik 5,8% dari periode sebelumnya dan naik 8,9% secara tahunan.

Menurut data Reuters, produksi harian naik 2,4% menjadi 2,62 juta pada periode April 2018 hingga Mei 2018. 

Rata-rata output harian naik 2,4% menjadi 2,62 juta ton pada Mei dari April, berdasarkan data resmi menurut perhitungan Reuters .

"Pabrik baja telah menjalankan beban penuh dan menambahkan baja bekas untuk meningkatkan output untuk mendapatkan keuntungan dari margin yang kuat,” ujar Analis Senior Jinrui Futures Zhuo Guiqiu, dikutip melalui Reuters, Kamis (14/6/2018).

Para analis memperkirakan pabrikan baja di China saat ini dapat mengantongi 900 Yuan atau setara US$141 per ton baja. Nilai tersebut lebih rendah sedikit dibandingkan dengan akhir tahun lalu dengan kisaran 1.000 Yuan.

Tingkat utilisasi produsen baja China berada di atas 71% sampai dengan akhir Mei 2018. Inspeksi lingkungan yang dilakukan di 10 wilayah China telah memaksa beberapa pabrik untuk mengurangi produksi.

Kendati demikian, Zhuo memprediksi permintaan dari sektor hilir akan lebih baik dari yang diharapkan. Hal tersebut sejalan dengan sektor konstruksi dan infrastruktur yang lebih aktif pada semester II/2018 dibandingkan dengan semester I/2018 untuk permintaan baja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper